Pemantauan Kualitas Hidup Anak HIV/AIDS Bagi Orang Tua dan Pengasuh di Kabupaten Probolinggo

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Tim Dr Irwanto dr SpA(K)

Ketidaktahuan orang tua tentang pentingnya pemantauan tumbuh kembang seorang anak akan memberikan dampak negatif ke depannya, karena seorang anak merupakan generasi penerus suatu bangsa. Penyakit HIV/AIDS yang sudah global, termasuk Indonesia, berdampak sangat luas dalam kehidupan masyarakat, keluarga, dan individu, termasuk anak-anak. Dampak pada anak-anak, khususnya anak remaja (12-18 tahun), menjadikan mereka rentan terhadap masalah kesehatan, pendidikan, ekonomi dan psikososial, yang merupakan dampak buruk dan akan mempengaruhi kualitas hidup mereka dimasa pertumbuhannya. Penderita anak dengan HIV/AIDS sering dihadapkan permasalahan yakni berkurangnya akses anak-anak terhadap pelayanan sosial, perawatan kesehatan, dan pendidikan sebagai akibat hilangnya unit keluarga serta adanya stigma dan diskriminasi, karena itu kami mengadakan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup anak remaja dalam keluarga yang salah satu anggota keluarganya terinfeksi HIV dan faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh pada tumbuh kembang dan kualitas hidup anak dengan HIV/AIDS dan mengadakan program kemitraan masyarakat untuk mengatasi masalah ketidaktahuan orang tua mengenai pertumbuhan dan perkembangan serta kualitas hidup anak dengan HIV/AIDS.

Upaya yang kami lakukan adalah memberdayakan orang tua atau pengasuh. Orang tua atau pengasuh diberi pendampingan dan diberi buku dengan gambar menarik tentang HIV/AIDS pada anak. Kami memilih Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur karena banyak anak anak dengan HIV/AIDS di Probolinggo diasuh orang orang tua atau pengasuh lain misalnya nenek, dan sebainya yang kurang paham dengan tumbuh kembang dan pengasuhan anak dengan HIV/AIDS. Acara ini kami adakan tanggal 2 dan 3 November 2019.  Pada hari pertama, tanggal 2 kami mengadakan seminar di Pendopo Kabupaten Probolinggo yang diikuti oleh 300 peserta tenaga medis seluruh Puskesmas Di Kabupaten Probolinggo. Kami berikan juga pelatihan pemantauan tumbuh kembang anak sehingga apabila ada anak dengan HIV/AIDS datang di Puskesmas akan bisa dievaluasi oleh tenaga kesehatan, apabila ada permasalahan bisa diberi rujukan ke Rumah Sakit.

Pada hari kedua, tanggal 3, acara dilanjutkan di tempat berbeda, khusus orang tua dan pengasuh anak dengan HIV/AIDS serta anaknya sendiri. Acara diawali dengan pemberian materi oleh kami sendiri Dr. Irwanto, dr, Sp.A(K) tentang apa itu HIV/AIDS dan permasalahan yang akan terjadi pada anak, kemudian dilanjutkan dengan pemberian booklet dan pelaksanaan skrining pada pasien HIV/AIDS anak. Kegiatan ini dihadiri oleh 17 peserta orang tua dan pengasuh serta 18 orang anak dengan HIV/AIDS yang terdata. Masing-masing anak dilakukan pemeriksaan pertumbuhan perkembangan dan dilakukan penilaian kualitas hidup menggunakan PedsQL, selain itu orang tua  atau pengasuh mendapatkan booklet dan uang pengganti transport karena tempat tinggal peserta cukup jauh dan menyebar dari lokasi acara.

Pada acara tersebut sebanyak sepuluh penderita berjenis kelamin laki-laki (60%), dan hampir 100% diasuh oleh pengasuh (bibi, paman, nenek atau kakek) disebabkan orang tua yang sudah meninggal atau orang tua tidak diketahui keberadaannya. Pada pemeriksaan pertumbuhan hanya didapatkan 7 orang (41%) dengan status gizi yang normal, sedangkan hampir 60% gizi kurang, kurus dan pendek, yang selanjutnya kami berikan penyuluhan dan peragaan tentang asupan makanan yang benar dan sesuai usia anak. Asupan nutrisi yang cukup akan membantu memperbaiki daya tahan tubuh terhadap penyakit, selain itu juga membantu dibutuhkan untuk perkembangan otak yang optimal. Hasil pemeriksaan kualitas hidup didapat nilai rata-rata mencapai 38 dan ini berbanding terbalik dengan keadaan fisik atau kesehatannya yang mencapai nilai 87 baik pada laporan pengasuh atau anak sendiri, hal ini disebabkan adanya stigma masyarakat tentang HIV/AIDS yang menyebabkan keluarga ini dikucilkan bahkan diolok-olok oleh teman sekolah. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan, perlunya pemantauan pertumbuhan pada anak-anak dengan HIV/AIDS termasuk pemberian asupan gizi yang cukup. Penyuluhan lebih luas pada seluruh masyarakat umum tentang apa itu HIV/AIDS dan bagaimana penularannya, serta sikap yang harus diambil apabila ada masyarakat disekitarnya menderita hal yang sama. Mencari solusi atas stigma yang timbul di masyarakat sehingga penderita HIV/AIDS khususnya anak-anak dapat memiliki kualitas hidup yang baik.

Penulis: Dr Irwanto dr SpA(K)
Departement Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6-8, Surabaya (+62 31) 5501011 – 13 Fax. (+62 31) 5022068
Email: irwanto.idris@gmail.com

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).