Sel Punca Pulpa Gigi Dapat Perbaiki Kelenjar Saliva Terjejas Akibat Hiperglikemia Pada Tikus Wistar

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi hiperglikemia. (Sumber: Hello Sehat)

Pasien dengan diabetes mellitus (DM) atau kencing manis, suatu kondisi hiperglikemi ketika gula tidak dapat memasuki sel. Kadar gula yang tinggi menumpuk di dalam darah dapat menyebakan berbagai bentuk komplikasi pada penderitanya. Sebagai contoh, hiperglikemia kronis akan menyebabkan disfungsi endotel lebih parah lagi menyebabkan kondisi mikroangiopatik, salah satunya mempengaruhi kelenjar ludah.

Pada DM perubahan struktural jelas bersifat oksidatif dan berhubungan dengan perkembangan penyakit vaskular pada kencing manis. Penurunan fungsi kelenjar ludah ditandai oleh perubahan nukleus yang mengakibatkan piknosis, karyorrhexis, atau bahkan karolisis karena berkurangnya pasokan oksigen (iskemia) dalam sel asinar yang disebabkan oleh kondisi mikroangiopati.

Kesehatan mulut adalah bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan. Berkurangnya jumlah sel asinar jika tidak dikompensasi dengan regenerasi sel, dapat menyebabkan xerostomia, penurunan produksi air liur. Xerostomia dapat menyebabkan kerentanan terhadap kondisi mulut seperti karies dan penyakit periodontal yang menyebabkan pengunyahan yang tidak efektif yang secara bertahap mengurangi kualitas hidup penderita diabetes.

Gagasan mempromosikan neovaskularisasi dan meningkatkan perfusi jaringan iskemik melalui angiogenesis merupakan bentuk pengobatan yang menjanjikan untuk xerostomia. Angiogenesis dapat merangsang perbaikan jaringan melalui sel endotel dan faktor pertumbuhan yang ada di kelenjar ludah.

Sel punca mesenkimal (MSCs) adalah sel yang dapat berdiferensiasi menjadi turunan mesenkimal menjadikannya cocok untuk digunakan dalam rekayasa jaringan dengan pendekatan kedokteran regeneratif. Faktor-faktor seperti kemampuan multipoten, keberadaan imunomodulator dan kapasitas untuk bermigrasi langsung ke jaringan dapat memulai regenerasi jaringan melalui angiogenesis. Dengan demikian, MSCs dapat meningkatkan neovaskularisasi yang meningkatkan kondisi mikroangiopati yang terjadi akibat DM, terutama di kelenjar ludah.

MSC dapat direkrut dan dimobilisasi ke tempat peradangan, serta yang dihasilkan dari cedera, di mana mereka dapat dimasukkan ke dalam lingkungan mikro jaringan iskemik. Faktor-faktor angiogenik yang diproduksi oleh MSC meliputi Faktor Pertumbuhan Endotel Vaskular (VEGF), Faktor Pertumbuhan Transformasi-β (TGF-β) dapat yang memfasilitasi regenerasi jaringan.

Salah satu contoh MSC yang dapat digunakan adalah sel punca yang berasal dari pulpa gigi manusia (HDPSCs) yang memiliki kemampuan diferensiasi dan pembaruan sel. Hal ini memungkinkan HDPSCs untuk meregenerasi sel asinar yang rusak oleh DM.

HDPSC memiliki potensi yang baik untuk pengobatan kedokteran gigi regeneratif. HDPSCs dapat meregenerasi sel asinar di kelenjar submandibular dengan meningkatkan jumlah sel asinar dan jumlah serum TGF-β. HDPSC dapat meregenerasi sel kelenjar ludah dengan meningkatkan jumlah kapiler. Terapi HDPSC dapat meningkatkan fungsi kelenjar saliva dengan trans-diferensiasi menjadi sel endotel (EC) untuk menggantikan jaringan yang rusak dan mempromosikan angiogenesis.

HDPSCs melepaskan faktor autokrin / parakrin. Dengan demikian, mengaktifkan sel MSCs endogen yang terlibat dalam pembaruan / perlindungan sel dan neovaskularisasi dan merangsang proliferasi sel endotel dan diferensiasi oleh faktor parakrin. HDPSC mengeluarkan berbagai faktor pertumbuhan seperti VEGF yang dapat menginduksi diferensiasi endotel MSC, mengatur migrasi dan diferensiasi, mempromosikan perekrutan sel untuk angiogenesis dan endotelialisasi pada jaringan yang terjejas.

HDPSC direkrut ke lokasi cedera terutama melalui jaringan pembuluh darah. TGF-β dapat merekrut sel-sel pembuluh darah dan mempromosikan fungsi sel endotel dan neovaskularisasi TGF-ß yang diekspresikan secara normal memainkan peran penting dalam berbagai respon seperti peradangan dan respons imun, perkembangan embrionik, penyembuhan luka, pembentukan matriks ekstraseluler (ECM).

Kesimpulannya, HDPSC berpotensi meregenerasi defek kelenjar submandibular pada tikus wistar hiperglikemia dengan menstimulasi angiogenesis, jumlah sel asinar, dan kadar serum TGF-β. (*)

Penulis: Diah Savitri Ernawati

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://rjptonline.org/HTMLPaper.aspx?Journal=Research%20Journal%20of%20Pharmacy%20and%20Technology;PID=2019-12-4-16 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).