Faktor Penentu Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak di Surabaya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi; Orami Parenting

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah salah satu masalah utama dalam kesehatan keluarga. Kesehatan keluarga yang diutamakan adalah pencegahan terhadap penyakit dan gangguan dibandingkan pengobatan. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan dalam KIA adalah mencegah terjadianya gangguan perkembangan.

Beberapa laporan menyebutkan gangguan perkembangan dalam hal ini keterlambatam motorik, autism, dan hiperaktif sering terjadi pada anak usia 0-6 tahun, dengan peningkatan kasus mencapai 8 persen.  Sepuluh persen penduduk Indonesia adalah anak-anak dan balita, yang artinya lebih dari  20 juta penduduk Indonesia berisiko terjadinya gangguan perkembangan.

Pada beberapa negara lain, buku KIA telah diakui sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan cakupan layanan KIA serta fitur penting dari aspek KIA layanan kesehatan primer. Tetapi masih banyak laporan menunjukkan bahwa terdapat penggunaan buku KIA yang tidak tepat oleh ibu atau pengasuh maupun pengukuran anak bawah lima tahun baik berat badan dan panjang badan oleh kader kesehatan. Berdasarkan data ini, sangat diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan buku KIA di masyarakat.

Penelitian yang kami lakukan pada bulan Maret sampai Mei 2018 di Surabaya dengan melibatkan ibu dari anak berusia 3-72 bulan, yang datang ke Pendidikan Usia Dini (PAUD) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Sebanyak 288 ibu yang ikut dalam penelitian ini dengan usia ibu antara 26-35 tahun. Hampir sebagian besar ibu adalah ibu rumah tangga dan tidak bekerja. Kurang lebih sebanyak 53,13 persen setiap bulan rutin datang ke posyandu dan semua ibu telah mendapatkan buku KIA pada saat hamil. Akan tetapi, hanya 78,47 persen yang masih menyimpannya dengan baik sedangkan yang lain sudah tidak memiliki buku KIA.

Pemanfaatan buku KIA oleh ibu-ibu di Surabaya sebanyak 37,15% yaitu berupa membaca seluruh buku, mengisi pertanyaan dan informasi serta melakukan stimulasi perkembangan, sedangkan 21,18% tidak pernah memanfaatkan buku KIA, akan tetapi yang terbanyak adalah kelompok yang memanfaatkan buku KIA hanya sebagian saja. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan buku KIA adalah kunjungan yang rutin ke posyandu. Sedangkan faktor pekerjaan ibu, usia ibu, dan tingkat pendidikan ibu tidak memiliki hubungan dengan pemanfaatan buku KIA.

Akan tetapi hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yang menyebutkan bahwa umur dianggap terkait dengan partisipasi dalam program kesehatan, usia ibu berhubungan dengan pemanfaatan buku KIA. Penelitian di Mongolia menunjukkan tidak ada perbedaan antara usia dalam membaca dan menulis dalam buku KIA begitu juga halnya penelitian yang dilaksanakan di Jepang juga menunjukkan bahwa lebih dari 98,3 persen peserta telah membaca buku pegangan, yang secara efektif dan tidak tergantung pada usia.

Pada kesehatan ibu dan anak, tingkat pendidikan ibu diketahui secara signifikan mempengaruhi akses dan pemanfaatan layanan kesehatan yang tersedia, sehingga didapatkan keuntungan yang terkait dengan kesehatan anak menjadi lebih baik. Penelitian kami menunjukkan bahwa pendidikan formal dan membaca literasi bukanlah jaminan untuk pemanfaatan informasi yang berbasis buku meskipun buku itu resmi dan berstandar nasional. Mungkin terkait dengan temuan kami, istilah yang lebih pas yang mempengaruhi penggunaan buku KIA bukanlah pendidikan, tetapi “literasi kesehatan”.

Penelitian kami juga menunjukkan bahwa pekerjaan ibu tidak mempengaruhi perhatian ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan anaknya, khususnya dalam bentuk pemanfaatan buku KIA, ibu yang bekerja di luar rumah sering dianggap memiliki perhatian yang kurang pada kesehatan anak yang disebabkan interaksi yang kurang antara ibu dan anak-anak mereka. Pemanfaatan buku KIA berhubungan dengan kunjungan ke Posyandu, hal ini karena Posyandu adalah kegiatan partisipasi masyarakat setempat dengan tenaga kesehatan untuk membantu ibu dan anak-anak mendapatkan akses yang mudah untuk perawatan kesehatan. (*)

Penulis: Irwanto

Artikel lengkapnya dapat dilihat melalui link berikut ini:

https://e-journal.unair.ac.id/FMI/article/view/15506

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).