Efektivitas Kedalaman Tanam Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh nusabali

Komoditas perikanan Indonesia yang sangat dikenal diantaranya rumput laut karena permintaan yang semakin meningkat baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Produktivitas rumput laut ini semakin tinggi guna memenuhi permintaan konsumsi manusia secara langsung maupun kebutuhan industry (makanan olahan, farmasi, kosmetik, tekstil, bioenergy dan lainnya). Berdasarkan data yang dkeluarkan oleh Direktorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia menyebutkan area budidaya potensial Indonesia terdiri dari kolam ikan 1.224.000 Ha, tambak 526.000 Ha, perairan umum 20.173.776 Ha, sawah 5.936.000 Ha, dan budidaya laut 24.000.000 Ha. Area perairan sekitar pulau-pulau kecil 1.560.000 km2 dimana wilayah perairan yang sudah dimanfaatkan 1.092.000 km2 dan area potensial untuk buddaya rumput laut seluas 10.920 km2.

Wilayah produksi rumput laut Indonesia semakin lama semakin meningkat hingga mencapai 1,1 juta Ha disebabkan kondisi tropis dengan limpahan sinar matahari sehingga rumput laut dapat di produksi tanpa mengenal perubahan musim. Produksi rumput laut meningkat tiap tahun diperoleh dari hasil budidaya dan koleksi dari alam. Namun produksi rumput Indonesia yang di ekspor ke berbagai negara hingga saat ini masih berbentuk rumput laut kering sehingga keuntungan perdagangan masih relative rendah. Diversifikasi produk dibutuhkan guna meningkatkan nilai tambah rumput laut yang dihasilkan.  Dominasi tujuan ekspor rumput laut Indonesia saat ini ke Jepang, Hong Kong, Cina, Philipina, Australia, Amerika, Perancis, Jerman, Chili, Spanyol dan Inggris. 

Salah satu jenis rumput laut yang memiliki potensi nilai ekonomis penting diantaranya dari genus Sargassum yang tumbuh di wilayah perairan tropis dan termasuk kelompok terbanyak dari kelompok rumput laut coklat (Phaeophyta). Jenis ini banyak dijumpai secara liar di perairan Indonesia namun teknk budidaya dan pemanfaatannya secara mendetail belum diketahui secara luas. Berdasar kajian riset diketahui bahwa rumput laut mempunyai kandungan kaya nutrient seperti protein dan beberapa mineral maka perlu diketahui teknik budidaya Sargassum sp.  Beberapa metode budidaya yang sudah terapkan untuk rumput laut Gracilaria dan Kappaphycus seperti metode dasar (Bottom method), metode lepas dasar (Off-bottom method), metode terapung (Floating method), metode tali panjang (Longline method).

Metode longline yang digunakan dalam upaya membudidayakan Sargassum sp. menggunakan jarak tanam yang beragam pada setiap bibit rumput laut Sargassum sp. Kedalaman penanaman bibit rumput laut Sargassum sp. terbaik ditemukan pada rentang jarak 25 cm dari permukaan air dimana pada uji lapangan selama 30 hari menunjukkan peningkatan berat bibit rumput laut Sargassum menjadi 659,03% dan nilai specific growth rate 6,73%/hari. Kecepatan pertumbuhan pada kedalaman tanam bibit rumput laut Sargassum sp dengan jarak 25 cm diakibatkan jumlah unsur hara (nutrient) yang dapat di serap dari perairan dengan lebih baik dan sirkulasi O2  lebih tinggi dibandingkan jarak tanam bibit rumput laut Sargassum sp. yang lebih tinggi.

Kedalaman tanam bibit rumput laut juga terkait dengan stratifikasi vertical dari temperature perairan, penetrasi cahaya, kepadatan, oksigen terlarut dan kandungan unsur hara. Fotosintesis akan terjadi lebih baik pada paparan sinar matahari optimal dimana secara langsung akan berhubungan dengan produktivitas primer rumput laut. Faktor terpenting yang ditemukan yaitu kecepatan pertumbuhan rumput laut sangat berkorelasi dengan intensitas cahaya yang terserap oleh rumput laut pada kedalaman yang berbeda sehingga menentukan pembentukan dinding sel baru. Metode longline yang dikembangkan untuk budidaya Sargassum sp tersebut juga dilengkapi dengan penggunaan jaring pelindung guna melindungi rumput laut dari serangan predator, misalnya ikan Siganus sp. (Rabbit fishes) yang mengkonsumsi thallus rumput laut.

Kondisi suhu perairan juga berpengaruh pada pertumbuhan rumput laut karena mempengaruhi beberapa fungsi fisiologis rumput laut seperti proses fotosintesis, respirasi, metabolisme dan reproduksi. Suhu terbaik untuk budidaya rumput laut Sargassum sp. berada pada kisaran 27-30oC. pH perairan optimal berada pada pH 7-9 sehingga dapat menstimulasi perubahan bahan organic perairan menjadi mineral. Salinitas perairan berada pada kisaran 30 permil karena salinitas rendah karena tercampur dengan air tawar dari sungai dan muara dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut. Turbiditas perairan berkisar antara 5,9-6,7 m sehingga memungkinkan penetrasi sinar matahari mendukung proses pertumbuhan rumput laut. Oksigen terlarut optimal untuk pertumbuhan rumput laut juga tercatat antara 3-8 mg/L, demikian juga kecepatan arus 0,2-0,4 m/detik sangat baik untuk pertumbuhan rumput laut Sargassum sp.       

Penulis: Wahyuningtyas, A.F., Prayogo, Abdillah, A.A., Amin, M.N.G. and Alamsjah, M.A.

Link terkait tulisan di atas: The Effectivity of Plantation Depth on Seaweed sp. Growth Using Longline Method. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 416. doi: 10.1088/1755-1315/416/1/012021.  https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/416/1/012021

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).