Studi Retrospektif Hemangioma Infantil

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh popmama com

Salah satu tanda lahir yang cukup sering ditemukan adalah anomali vaskular. Klasifikasi dari anomali vaskular sebenarnya masih menjadi perdebatan dikarenakan oleh banyaknya ragam gambaran klinis dan nomenklatur yang digunakan. International Society for the Study of Vascular Anomalies (ISSVA) membagi anomali dari vaskular menjadi dua kelompok yaitu neoplasma dan malformasi. Kelainan vaskular yang berupa neoplasma dibagi lagi menjadi beberapa kelainan dan salah satunya adalah hemangioma. Menurut klasifikasi ISSVA tersebut, hemangioma diklasifikasikan menjadi dua yaitu hemangioma infantil (HI) dan hemangioma kongenital. Berdasarkan klasifikasi tersebut, jenis hemangioma yang lebih banyak ditemukan adalah HI. 

HI adalah tumor jinak yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir. Prevalensinya diperkirakan sebesar 2-3% pada bayi. Sekitar 10% dari jumlah tersebut muncul pada usia kurang dari 1 tahun dan sekitar 22-30% ditemukan pada bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1.000 gram. Beberapa data statistik menunjukkan bahwa HI lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin perempuan daripada laki-laki, yaitu dengan perbandingan prevalensinya sebesar 3-5 : 1. Penyakit tersebut juga lebih banyak ditemukan pada ras kaukasia. Prevalensi hemangioma di Indonesia pada populasi umum masih belum belum diketahui secara pasti.

Sebagian besar kasus HI dapat mengalami resolusi spontan. Sejumlah pilihan pengobatan baik topikal ataupun sistemik telah tersedia sesuai dengan gejala dan tingkat keparahannya. Prognosis dari HI ditentukan oleh jumlah lesi, lokasi, kecepatan pertumbuhan dan ketepatan diagnosis serta tatalaksana yang sesuai. Dengan demikian, pengenalan gejala dini, penegakan diagnosis, dan terapi memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan prognosis dari penyakit ini. 

Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan mempelajari data seluruh pasien HI baru di Divisi Dermatologi Anak Instalasi Rawat Jalan (IRJ) Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode tahun 2008 sampai 2017 (10 tahun). Dilakukan pencatatan data berupa jumlah kunjungan pasien baru, gambaran umum pasien yang meliputi data mengenai usia, jenis kelamin, data klinis, dan penatalaksanaan HI.

Jumlah kunjungan pasien baru HI selama periode 2008-2017 sebanyak 84 pasien baru, yaitu sejumlah 0,69% dari pasien Divisi Dermatologi Anak URJ Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo. Jumlah pasien baru hemangioma infantil itu cenderung menurun dari tahun ke tahun. Penurunan jumlah itu sejalan dengan penurunan jumlah kunjungan pasien baru baik pada Divisi Dermatologi Anak maupun di seluruh divisi di URJ Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada periode yang sama.

Kelompok usia pasien baru HI terbanyak adalah 0-1 tahun yaitu sejumlah 60 pasien (71,43%). Prevalensi hemangioma infantil sering ditemukan pada usia kurang dari 1 tahun. Kelainan ini muncul pada beberapa minggu awal kelahiran dan akan berkembang aktif hingga mengalamai involusi spontan pada usia sekitar 1 tahun. Selain itu, jenis kelamin terbanyak adalah perempuan, yaitu sejumlah 53 pasien (63,1%). Perbandingan insiden HI pada penelitian ini adalah sekitar 2:1, meskipun perbandingan ini sedikit berbeda dengan literatur, namun secara substansi tetap menunjukkan bahwa kejadiannya tetap lebih banyak ditemukan pada perempuan.

Keluhan utama yang paling sering dirasakan oleh pasien adalah benjolan, yaitu sejumlah 50 pasien (59,52%). Gambaran klinis hemangioma infantil dapat berupa bercak kemerahan pada tahap awal dan berkembang menjadi benjolan pada tahap lebih lanjut. Lokasi tersering dari HI adalah pada wajah. Gambaran klinis lesi yang paling sering ditemukan adalah berupa bercak dengan ukuran lebih dari dan sama dengan 5 cm2. Terapi HI yang paling banyak diberikan kepada pasien adalah laser. Keputusan pemilihan terapi HI melibatkan beberapa faktor, seperti lokasi dan ukuran lesi, implikasi psikososial, risiko, dan manfaat terapi. 

Dari hasil penelitian retrospektif tentang HI di Divisi Dermatologi Anak URJ Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 2008-2017 ini didapatkan data total pasien baru sejumlah 84 pasien dengan kelompok terbanyak pada usia 0-1 tahun, perempuan, dan tanpa ada keluhan serupa di keluarganya. Pasien baru HI sebagian besar datang dengan keluhan utama benjolan, pada regio fasialis, dan onset keluhan kurang dari 1 tahun, serta gambaran lesi tersering berupa makula. Adapun terapi yang paling sering diberikan adalah dengan modalitas laser. Pemilihan terapi tersebut tergantung pada gambaran klinis dan kondisi pasien HI. Pengawasan berkala terhadap progresivitas HI tidak kalah pentingnya untuk dilakukan mengingat perkembangan lesi yang dapat bervariasi pada setiap individu.

Penulis : dr.Iskandar Zulkarnain,Sp.KK(K)

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/view/12669/pdf

Infantile Hemangioma: A Retrospective Study 

Eva Lydiawati, Iskandar Zulkarnain  Departement of Dermatology and Venereology Faculty of Medicine Universitas Airlangga/Dr. Soetomo General Academic Teaching Hospital Surabaya

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).