Seminar Internasional FPK UNAIR Bahas Potensi Perikanan di Bidang Kesehatan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – “Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Indonesia menjadikan Negara Poros Maritim Dunia. Karena itu, Indonesia menjadi tanggung jawab dalam mengelola sumber daya perikanan yang melimpah,” Tutur Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Prof. Dr. Mirni Lamid MP., drh. membuka pertama kali Seminar Tahunan Internasional Fisheries and Marine Biotechnology melalui Zoom pada Selasa Rabu (09/09/2020).

Webinar yang mengusung tema Recent Advance on The Sustainable Aquaculture, Fisheries and Marine Biotechnology mengundang empat Keynote Speaker dari berbeda negara. Yakni, Prof. Dr. Sonia Ventura dari Universidade de Aveiro Portugal; Prof. Albert Linton Charles dari National Pingtung University of Science and Technology Taiwa; Assoc. Prof. Dr. Nurul Huda dari Universiti Malaysia Sabah Malaysia; serta Assist. Prof. Md. Asaduzzaman dari Chittagong Veterinary and Animal Sciences University Bangladesh.

Tiap Keynote Speaker membawakan topik yang berbeda. Dimulai Prof. Albert Linton Charles menjelaskan penilitiannya yang berjudul Characterization Of Freeze-Dried Microencapsulation Tuna Fish Oil With Arrowroot Starch And Maltodextrin. Minyak ikan tuna bisa dikemas dalam bentuk kapsul yang terbuat dari pati garut dan Maltodextrin, lalu dibandingkan kandungan minyak ikan yang dikemas dari 2 bahan yang berbeda.

Fish oil atau yang disebut minyak ikan memiliki kandungan omega 3, asam lemak, EPA yang berfungsi meningkatkan fungsi otak, mencegah asma. Namun permasalahan minyak ikan terdapat pada oksidasi protein, rasa yang tidak enak, dan bau amis.

“Disinilah tantangan pengolahan makanan untuk mengolah minyak ikan mudah untuk dikonsumsi,” ungkap Prof. Albert.

Selanjutnya dari Prof. Nurul Huda menjelaskan potensi kandungan kolagen pada biota laut yang bisa dijadikan bahan untuk penyembuhan luka. Produk sampingan ikan semakin diminati untuk memproduksi kolagen dan hidrolisatnya, yang berfungsi sebagai faktor penyembuhan luka. Kolagen ikan ditemukan di kulit, tulang, sirip, dan sisik.

“Sementara ini, kolagen hidrolisat (peptides) telah ditemukan di ubur-ubur, kulit ikan Allaska Pollock, ikan Tilapia (Ikan nila, red), ikan salmon dan haddock,” paparnya.

“Sebagian besar potensi ikan yang disebutkan di atas merupakan ikan sub tropis, namun alangkah baiknya kita (Peneliti di wilayah tropis, red) harus lebih mengeksplor potensi ikan yang bisa digunakan untuk penyembuhan luka,” imbuhnya.

Sementara itu, dari Dr. Md Asaduzzaman yang meneliti perkembangan jaringan otot pada ikan, bahwa ikan seiring bertambahnya usia, jaringan otot semakin bertambah melalui 2 mekanisme sel; Hyperplasia dan Hyperthrophy. Namun pada mamalia, seiring bertambahnya usia, massa otot semakin berkurang.

“Ikan menjadi model yang tepat untuk pengembangan dan pertumbuhan jaringan otot, aging, dan mekanisme regenerasi,” tuturnya.

Terakhir dari Prof. Dr. Sonia Ventura menjelaskan tentang  pengembengan teknologi pengolahan  biota laut, terutama pada alga merah. Alga merah yang mengandung phycoerythrin yang berfungsi sebagai antioksidan, antidiabetik, dan anti kanker.

“Perlu beberapa proses untuk mengektsrak  phycoerythrin, melalui ekstraksi dan purifikasi dengan menggunakan sistem Thermo responsive,” Ujar Prof Sonia.(*)

Penulis: R. Dimar Herfano Akbar

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).