Perlukah Protokol Kesehatan Khusus Bagi Disabilitas Terkait Covid-19?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber : blue.kumparan.com

UNAIR NEWS – Pada 6 Maret 2020 lalu, pemerintah telah merilis Protokol Kesehatan Penanganan Virus Corona atau Covid-19. Protokol kesehatan tersebut dibuat guna memudahkan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan.

Menurut Prof. Dra. Myrtati Dyah Artaria, MA., Ph.D, dosen sekaligus guru besar Antropologi UNAIR, sama seperti aspek kehidupan lain, bahwa kebingungan dalam mengakses pelayanan kesehatan seringkali terjadi, terutama pada penyandang disabilitas. Hal itu salah satunya karena kebanyakan unsur-unsur masyarakat belum paham tentang kebutuhan yang berbeda dari berbagai macam kaum disabilitas.

“Tergantung jenis disabilitasnya. Masing-masing punya kekhususannya,” ungkap Prof Myrta terkait kebutuhan penyandang disabilitas di tengah pandemic Covid-19.

Prof Myrta mengungkapkan, dalam sisituasi pandemi Covid-19 ini protokol kesehatan khusus mungkin belum perlu dilakukan. Namun yang lebih diperlukan adalah menyediakan personel yang dapat membantu penyandang disabilitas ketika datang dan penggunakan layanan kesehatan.

“Mungkin lebih tepat bukan kata ‘khusus’-nya, namun menyediakan personel yang dapat membantu ketika ada penyandang disabilitas yang ingin menggunakan layanan kesehatan,” imbuhnya.

Mendukung pernyataan tersebut, Alfian Andhika Yudhistira salah seorang mahasiswa tuna netra Universitas Airlangga mengakui bahwa protokol kesehatan yang ada itu sudah cukup membantu. Hanya saja sosialisasi tentang protokol kesehatan tersebut yang perlu diperbanyak.

“Sosialisasi pada layanan kesehatan juga perlu. Lalu, perlu juga disiasati bagaimana memperlakukan phisycal distancing pada disabilitas netra,” ujarnya.

Menurutnya, harus ada diskusi-diskusi terkait itu protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Inklusifitasnya juga harus mulai ditingkatkan.

Kemudian, ia mengharapkan untuk teman-teman di organisasi disabilitas juga harus berbenah. Tidak hanya fokus pada mencari bantuan ekonomi, namun juga berupaya untuk meningkatkan sosialisasi bahaya Covid-19 kepada disabilitas itu sendiri.

Sangat disayangkan olehnya bahwa penyebaran berita tidak bertanggung jawab masih berseliweran di grup media online seperti Whatshapp. Oleh karena itu, pendampingan dan meningkatkan sosialisasi baik tentang protokol kesehatan atau informasi lain di kalangan disabilitas menjadi sangat penting.

“Mungkin untuk teman-teman yang tuna rungu, masih cukup informasinya. karena media web dan apps masih bisa dilihat oleh mereka. Tetapi, untuk sosialisasi tetap saja perlu digiatkan,” pungkasnya. (*)

Penulis : Ulfah Mu’amarotul Hikmah

Editor : Binti Q Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).