HIV-AIDS, Bisa Dicegah dan Diobati?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh okezone lifestyle

Pernyataan bahwa “penyakit HIV-AIDS …bisa dicegah dan diobati” menjadi informasi ilmiah terkini yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat khususnya pasien yang menderita penyakit ini. Hal ini diperlukan untuk mengubah stigma dan diskriminasi yang selama ini menganggap bahwa penyakit HIV-AIDS adalah penyakit yang menakutkan, mengerikan, mematikan dan tidak ada obatnya. Data terkini menyebutkan bahwa orang dengan HIV-AIDS (ODHA) yang mengkonsumsi obat Anti Retroviral(ARV) secara teratur mempunyai kesempatan hidup 50 tahun ke depan.

Seseorang bisa tertular penyakit HIV-AIDS sebagian besar melalui penggunaan narkoba suntik dan melakukan seks yang berisiko. Begitu virus HIV masuk kedalam tubuh manusia maka secara perlahan akan merusak sistem kekebalan tubuhnya. Sistem kekebalan yang menurun tersebut secara otomatis akan memudahkan kuman yang lain baik dari kelompok bakteri, virus, jamur atau parasit untuk masuk ke dalam tubuh pasien HIV tersebut. Kumpulan gejala yang diakibatkan infeksi HIV maupun infeksi kuman yang lain tersebut dinamakan AIDS (AcquiredImmunodeficiencySyndrome).

Bagaimana kita tahu bahwa kita tertular virus HIV ini? …Apabila kita merasa berisiko misalnya pernah melakukan hubungan sex berisiko atau berganti-ganti pasangan atau pernah menggunakan narkoba suntik secara bergantian dengan pengguna narkoba suntik yang lain maka yang pertama yang harus kita lakukan adalah dengan memeriksakan diri di layanan kesehatan setempat (puskesmas atau RS) untuk dilakukan pemeriksaan serologi anti HIV.

Pemeriksaan HIV tersebut dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel darah. Apabila negatif maka akan diberikan konseling tentang tata cara untuk menghindari penularan virus HIV tersebut.Apabila hasilnya positif maka akan diberikan konseling tentang tata cara berperilaku hidup sehat guna mencegah penularan kepada orang lain serta segera diberikan terapi ARV.

Prinsip terapi ARV tersebut adalah makin dini diberikan kepada pasien HIV maka diharapkan semakin baik hasilnya artinya bila ARV tersebut diberikan pada infeksi HIV stadium awal maka ARV akan bekerja semakin efektif dan mengurangi efek samping yang mungkin timbul. Target terapi ARV adalah virus HIV tidak terdeteksi dalam 6 bulan pengobatan pertamadan selanjutnya dipertahankan untuk pengobatan jangka Panjang. Bila jumlah virus HIV berkurang atau tidak terdeteksi maka secara perlahan sistem kekebalan tubuh pasien tersebut akan bangkit sehingga suatu saat sistem kekebalan pasientersebut sama seperti individu normal tetapi tetap harus minum obat ARV secara teratur.

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana upaya untuk mempercepat peningkatan sistem kekebalan tubuh pasien HIV?…Pertanyaan ini penting karena pasien HIV tidak boleh hanya mengandalkan terapi ARV untuk pengobatannya tapi harus menjaga pola hidup sehat dengan cara mengindari merokok, minuman keras, kehidupan malam atau kebiasaan-kebiasaan buruk yang lain.

Pasien HIV juga harus menjaga pola makan atau nutrisi yang sehat, istirahat cukup, serta berusaha untuk selalu berpikir positif dan bersemangat untuk sehat kembali. Edukasi dari tenaga medis untuk pasien HIV maupun untuk keluarga dan masyarakat juga harus mampu memberikan optimisme dan mereka harus bisa membuat kerja sama tim(Team Work) yang baik. Artinya pasien HIV tidak boleh sendirian, mereka harus mau terbuka dengan orang terdekat atau masyarakat yang bisa dipercaya untuk menjadi tempat berbagi atau “sharing”.

Beberapa nutrisi tambahan bisa menjadi salah satu pilihan untuk mempercepat pemulihan sistem kekebalan pasien HIV. Nutrisi tambahan tersebut diupayakan dari bahan alam yang mudah didapat di lingkungan sekitar kita dan tidak memberikan risiko kemungkinan timbulnya efek samping. Salah satu yang bisa digunakan adalah produk lebah yang dinamakan propolis. Manfaat penggunaan propolis cukup banyak yaitu bisa sebagai produk yang berfungsi sebagai anti viral, antioksidan maupun imunomodulasi. Kandungan propolis ini meliputi zat mineral, vitamin dan beberapa enzim yang berasal dari sekresi liur lebah serta beberapa senyawa polisakarida.

Sebagai bagian akhir dari informasi tentang penyakit HIV ini, bisa disimpulkan bahwa penyakit HIV adalah penyakit kronis biasa yang bisa dicegah dan diobati. Masalah tentang penyakit HIV sampai sejauh ini lebih didominasi masalah sosial yaitu stigma dan diskriminasi dari pada masalah medisnya dimana pemerintah sudah memfasilitasi penyediaan obat HIV berupa terapi ARV. Pemberian informasi tentang penyakit HIV yang proporsional diharapkan mampu memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat.

Pesan utama yang perlu disampaikan adalah “yang belum sakit maka jangan sampai sakit yaitu dengan menghindari perilaku seks berisiko dan penggunaan narkoba suntik sedangan yang sudah sakit maka segera kita gandeng untuk segera berobat ke layanan kesehatan”….Kita bantu pemerintah untuk mencapai target 3 Zero pada tahun 2030 yaitu “Zero New Patient, Zero Mortality dan Zero Stigma Discrimination” yang artinya tidak ada pasien baru, tidak ada kematian karena penyakit HIV dan tidak ada lagi stigma diskriminasi.

Penulis: Erwin Astha Triyono

Link terkait tulisan di atas: https://www.ysmu.am/website/documentation/files/7f023677.pdf

he Effect of Propolis Supplementat ion to CD4/CD8 Rat io

in HIV-Infected Patients Receiving ANTIRETROVIRAL

REGIMEN Th

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).