Pengolahan Kertas Bekas yang Ramah Lingkungan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh qureta

Memasuki tahun 2000-an kertas menjadi kebutuhan utama manusia dalam berbagai sektor kehidupan. Hampir setiap aktivitas manusia akan bersentuhan dengan kertas mulai dari media dan segala dokumen yang berbentuk cetak, kotak kardus, pembungkus makanan, bahkan tisu yang mudah kita temukan di toilet. Secara umum, bahan baku yang digunakan untuk membuat kertas adalah kayu yang diperoleh dari penebangan hutan. Peningkatan kebutuhan kertas akan diikuti dengan semakin banyaknya hutan yang akan ditebang untuk mencukupi kebutuhan kayu. Istilah deforestasi merupakanpenebangan hutan secara tidak terkontrol dan dianggap bertanggung jawab atas perubahan iklim yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, alternatif pengurangan ekploitasi kayu hutan untuk kepentingan manusia perlu dikurangi untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan alam. 

Salah satu metode alternatif untuk menghasilkan kertas adalah dengan mendaur ulang kertas bekas. Dalam proses daur ulang kertas, proses deinking atau proses pemisahan tinta dari serat kertas memegang peran penting. Secara umum, sejumlah besar bahan kimia digunakan selama proses penghilangan tinta secara tradisional, dan hal ini tentu saja berpengaruh buruk terhadap lingkungan. Untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dalam proses penghilangan tinta, salah satu solusi ramah lingkungan yaitu menggunakan enzim sebagai zat penghilang tinta (deinking agent).

Lignoselulase merupakan istilah dari kelompok besar protein ekstraseluler meliputi enzim ligninolitik (oksidase dan peroksidase) dan enzim hidrolitik (hemiselulase, selulase, kitinase, pektinase, amilase, protease, esterase, dan mannase). Lignoselulasedapat digunakan dalam biodegradasi pewarna sintetis, seperti bio-bleachinglimbah pewarna industri pulp dan kertas maupun tekstil. Dalam industri kertas, enzim selulase dan xilanase telah banyak digunakan untuk modifikasi pulp dan kertas.

Enzim lignoselulase yang dapat digunakan sebagai deinking agent antara lain adalah campuran enzim selulase dari mikroorganisme Actinobacilus sp., xilanase rekombinan dalam E. coli DH5α yang mengandung plasmid pTP-510 pembawa gugus gen xilanolitik dari bakteri termofilik Geobacillus thermoleovorans IT-08, serta lakase dari mikroorganisme Aspergillus sp. Cluster gen didalam plasmid pTP-510 mengkode ß-D-xylosidase B (GbtXyl43B), ß-D-xylosidase A (GbtXyl43A), dan α-L-arabinofuranosidase (Abfa) (GenBank Accession Nos. DQ387047, DQ345777, dan DQ387046). Enzim-enzim ini merupakan koleksi dari Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati / Research Center for Bio-Molecule Engineering (BIOME) Universitas Airlangga.

Penelitian terbaru BIOME tentang penghilangan tinta kertas bekas menggunakan enzim lignoselulase tersebut menghasilkan perbandingan optimal campuran yaitu dengan perbandingan selulase dibanding xilanase adalah 4:1 dengan variasi penambahan optimal lakase yaitu 0.291 U serta mampu mencapai derajat kecerahan kertas 60,40%ISO, indeks sobek 8,36mN.m2/g, dan indeks tarik 30,08 Nm/g melampaui SNI 14-0091-1998. Hasil ini menunjukkan bahwa enzim-enzim tersebut dapat dimanfaatkan sebagai deinkingagent untuk kertas bekas yang ramah lingkungan.

Penulis : Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si.
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://dl.uctm.edu/journal/node/j2020-2/19_19-11_p_389-396.pdf

Sylvia Aulia Rahmah, Nadya Aisya, Lailatul Fithri, Andre Pratama, Handoko Darmokoesoemo, Ali Rohman, Ni Nyoman Tri Puspaningsih (2020). Exploration and Analysis of a Lignocellulase Consortium for Deinking of Recycled Paper in the Eco-Paper Industry, Journal of Chemical Technology and Metallurgy, Vol 55 (2), 389-396.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).