Uji Kulit pada Erupsi Obat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh onlymyhealth

Erupsi obat merupakan reaksi alergi yang muncul pada kulit yang dipicu oleh pemakaian obat, baik obat oles maupun minum, yang diberikan pada dosis dan indikasi yang sesuai. Kejadian erupsi obat ditemukan meningkat pada beberapa tahun belakangan ini, akibat banyaknya jumlah obat baru yang beredar. Sebagian besar kasus erupsi obat merupakan kasus ringan, namun sekitar 20% dari total kasus menimbulkan reaksi yang berat dan memerlukan perawatan khusus di rumah sakit. Deteksi dini obat penyebab erupsi obat serta pencegahan paparan terhadap obat penyebab  merupakan penatalaksanaan penting pada kasus erupsi obat terutama untuk mencegah berulangnya  erupsi obat yang mungkin akan lebih parah.

Terdapat beberapa pemeriksaan yang bisa digunakan untuk mengetahui jenis obat yang menjadi penyebab erupsi obat. Salah satu pemeriksaan yang sederhana, mudah dilakukan serta praktis yang cukup sensitif dan spesifik pada erupsi obat adalah uji kulit (skin test). Risiko yang ditimbulkan dari uji kulit lebih dapat ditolerir dan jarang bersifat fatal, dibandingkan uji provokasi obat yang merupakan baku emas dalam penentuan jenis obat penyebab erupsi.

Erupsi obat dapat merupakan reaksi alergi tipe cepat atau segera, dimana reaksi tersebut terjadi dalam 1-2 jam setelah terpapar obat, maupun reaksi alergi tipe lambat, dimana reaksi tersebut dapat terjadi setelah beberapa jam, hari hingga enam minggu setelah paparan obat penyebab. Bentuk erupsi obat sangat bervariasi dan luas, mulai dari ruam kemerahan dan pembengkakan lokal yang sering ditemukan pada reaksi alergi tipe cepat serta berupa bintil berisi nanah, bintil besar berisi cairan, kulit mengelupas, dan beberapa bentuk erupsi lain yang sering ditemukan pada reaksi alergi tipe lambat.

Pemeriksaan terhadap obat penyebab erupsi obat sangat penting dilakukan dan uji kulit merupakan pilihan pertama dalam menentukan obat penyebab erupsi karena merupakan prosedur yang sederhana, mudah serta praktis dilakukan yang cukup sensitif dan spesifik. Uji kulit juga lebih aman dan lebih jarang menimbulkan resiko yang fatal dibandingkan dengan uji provokasi yang merupakan baku emas penentuan obat penyebab reaksi erupsi obat. Uji kulit yang dapat dilakukan pada kasus erupsi obat antara lain uji tempel (skin patch test), uji tusuk (skin prick test) serta uji tusuk intradermal (intradermal skin test). Uji tempel yang ideal dilakukan dengan menempelkan bahan alergen yang sudah terstandar.

Uji tempel harus dilakukan pada kulit yang tidak mengalami reaksi erupsi yang aktif, dan pasien tidak diperbolehkan menggunakan obat-obatan yang dapat mempengaruhi reaksi alergi. Selain uji tempel, dapat juga dilakukan uji tusuk kulit. Uji ini mudah dilakukan, relatif murah, dan hasil uji dapat diketahui dalam waktu singkat dan dapat dilakukan berulang kali. Namun demikian, uji ini kurang sensitif pada beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan terjadinya erupsi obat.

Uji tusuk kulit dilakukan dengan memaparkan sejumlah kecil alergen pada kulit yang sudah ditusuk dangkal sebelumnya, agar alergen dapat menimbulkan efek ringan pada kulit berupa pembengkakan lokal pada lokasi tusuk. Uji lainnya adalah uji intradermal. Uji ini merupakan yang paling sensitif dalam menentukan obat penyebab dibandingkan uji lain. Namun, uji ini kurang disukai karena rasa nyeri yang ditimbulkan lebih besar dibanding uji tusuk kulit, prosedur yang lebih rumit, serta kemungkinan reaksi alergi yang lebih berat disbanding uji tusuk kulit, meskipun jarang berakibat fatal.

Erupsi obat merupakan reaksi alergi yang muncul pada kulit yang dipicu oleh pemakaian obat, baik obat oles maupun minum, yang diberikan pada dosis dan indikasi yang sesuai. Penentuan terkait obat yang menjadi penyebab erupsi merupakan hal yang penting pada kasus erupsi obat. Salah satu uji yang dapat digunakan untuk mengetahui dan menentukan hal tersebut pada praktek sehari-hari yaitu dengan menggunakan uji kulit. Uji kulit cukup mudah dilakukan, relatif murah serta cukup sensitif dan spesifik dalam menentukan obat penyebab.

Terdapat tiga macam uji kulit yang dapat digunakan pada erupsi obat, yaitu uji tempel, uji tusuk serta uji intradermal. Pemilihan dan penggunaan uji yang sesuai dengan jenis reaksi alergi yang terjadi diharapkan mampu meningkatkan akurasi uji kulit, sehingga obat penyebab dapat diketahui dengan pasti dan terjadinya erupsi obat dapat dicegah.

Penulis : dr. Damayanti, SpKKK(K)

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/view/9987

Skin test for cutaneous adverse drug reactions
Yusuf Wibisono, Damayanti
Department of Dermatology and Venereology, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga / Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya, Indonesia

http://dx.doi.org/10.20473/bikk.V32.1.2020.62-69

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).