Norovirus, Penyebab Diare Akut Terbanyak Kedua pada Anak!

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh titiknol

Diare merupakan penyebab kematian terbanyak kedua pada anak bawah 5 tahun (balita) dengan tingkat mortalitas sebanyak 525000 anak setiap tahunnya. Virus yang berasal dari genus Norovirus adalah virus terbanyak kedua setelah Rotavirus yang menjadi penyebab utama diare akut pada anak. Norovirus menyebabkan 218000 kematian dan 1,1 juta anak dirawat di rumah sakit setiap tahunnya di seluruh dunia dan di Indonesia, Norovirus dilaporkan sebesar 17 – 30% sebagai penyebab diare akut pada anak. 

Norovirus umumnya menyebabkan diare ringan dengan episode yang pendek, tetapi diare akibat virus ini bisa berakibat fatal apabila terjadi pada anak, geriatri, dan pasien immunocompromised. Anak dengan diare akut yang diakibatkan oleh Norovirus menunjukkan diare yang lebih parah dibandingkan dengan anak yang tanpa infeksi Norovirus. Jenis strain dan genotipe Norovirus diduga berkaitan dengan keparahan diare sehingga identifikasi secara dini sangat penting untuk dilakukan sebagai prediktor perkembangan penyakit dan tatalaksana yang akan diberikan. Norovirus diklasifikasikan menjadi lima grup genotipe yang berbeda dan genotipeyang paling banyak ditemui di Indonesia adalah GII.2 (71,4%) dan GII.17 (14,3%). 

Penelitian ini dilakukan pada anak berusia 1 – 60 bulan dengan diare akut yang dirawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada April 2012 – Maret 2013 dengan tujuan untuk mengetahui profil klinis dari infeksi Norovirus pada anak. Anak dengan kelainan bawaan saluran cerna (penyakit Hirschprung’s), infeksi berat (sepsis, infeksi susunan saraf pusat (SSP) dan bronkopneumonia), kelainan malabsorbsi (alergi protein susu sapi) dan anak dengan imunodefisiensi tidak diikutkan pada penelitian ini untuk mengurangi bias. Keparahan diare dibagi menjadi 3 dengan menggunakan modifikasi Vesikari Scoring System yaitu diare ringan (mild diarrhea) jika skor <7, diare sedang (moderate diarrhea) jika skor 7 – 10 dan diare berat (severe diarrhea) jika skor > 10. Modifikasi Vesikari Scoring System meliputi 7 gejala klinis yaitu frekuensi maksimal diare dan muntah dalam 24 jam, durasi diare dan muntah (hari), suhu tubuh, derajat dehidrasi dan terapi yang didapatkan. 

Sebanyak 94 sampel didapatkan dari penelitian ini dengan distribusi terbanyak pada anak laki-laki dan usia 6 – 23 bulan. Infeksi Norovirus terdeteksi pada 31 (19%) sampel dengan genotipe terbanyak adalah Norovirus GII (96,8%). Norovirus GII ditemukan pada 9 (30%) kasus diare berat, 20 kasus (66,7%) diare sedang dan pada kasus diare ringan hanya sebanyak 1 (3,3%) kasus sedangkan Norovirus GI didapatkan hanya pada 1 kasus dengan diare ringan.  

Norovirus GII merupakan genotip terbanyak yang didapatkan pada penelitian ini dan serupa dengan studi yang dilakukan di Brazil yang juga melaporkan Norovirus GII sebagai genotip terbanyak yaitu 96%. Studi lain yang di dilakukan di Cina juga mendapatkan sebanyak 97,6% infeksi Norovirus GII sedangkan GI hanya didapatkan pada 2,42%. Sebagian besar (66,7%) tingkat keparahan diare pada anak yang terinfeksi oleh Norovirus GII pada penelitian ini adalah diare sedang dan sebanyak 30% diklasifikasikan sebagai diare berat. Sebuah penelitian yang dilakukan di Taiwan juga menunjukkan hasil bahwa infeksi Norovirus menyebabkan 30,6% diare ringan, 43,9% diare sedang dan 25,5% diare berat dengan menggunakan Vesikari Scoring System.

Hasil berbeda dialporkan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa infeksi Norovirus GII terutama Norovirus GII.4, GII.2, GII.3, GII.6, dan GII.7 menyebabkan manifestasi klinis yang lebih berat dibandingkan dengan genotip lain. Namun, hingga saat ini masih menjadi perdebatan apakah genotipe itu sendiri atau jumlah virus yang beredar (viral loads) yang memiliki kaitan dengan tingkat keparahan diare.

Dengan demikian, dari penelitian ini didapatkan bahwa sebesar 33% kasus diare akut pada anak usia 1 – 60 bulan disebabkan oleh infeksi Norovirus yang didominasi oleh Norovirus GII dan sebanyak 30% genotipe GII didapatkan pada kasus diare akut berat. Jumlah sampel yang terbatas, tidak adanya data mengenai virus lain yang mungkin dapat menginfeksi secara bersamaan sebagai penyebab diare akut dan studi ini tidak melakukan gene sequencing atau DNA sequencing, hanya menggolongkan genotipe Norovirus berdasarkan RT-PCR merupakan beberapa keterbatasan yang kami dapatkan pada penelitian ini sehingga masih dibutuhkan studi lanjutan untuk mengatasi keterbatasan tersebut. 

Penulis: Dr. Alpha Fardah Athiyyah, SpA(K)

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32201573/?from_term=norovirus+surabaya&from_pos=2

Fardah Athiyyah A, Shigemura K, Kitagawa K, et al. Norovirus genogroup correlation with acute diarrhea severity in Indonesian pediatric patients aged 1-60 months: a cross-sectional study. F1000Res. 2019;8:2130. Published 2019 Dec 20. doi:10.12688/f1000research.21069.2

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).