Karies gigi merupakan penyakit mulut paling umum dan kronis, terutama pada anak-anak. Karies gigi sendiri disebabkan oleh endapan plak gigi pada permukaan gigi. Jumlah karies gigi pada anak terjadi peningkatan karena asupan zat gula yang tidak terkontrol, pratek perawatan mulut yang buruk dan pemanfaatan layanan kesehatan yang tidak memadai.
Bedasarkan penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa prevalensi karies gigi di Indonesia lebih tinggi pada anak perkotaan. Khususnya di Kota Surabaya merupakan Ibu kota terbesar kedua dengan mayoritas etnis jawa.
Faktanya karies gigi pada anak dapat menyebabkan rasa sakit, ketidaknyamanan, gangguan makan, kehilangan gigi dan keterlambatan bicara. Selain itu, juga dapat mempengaruhi konsentrasi anak di sekolah dan biaya perawatan gigi dapat menjadi beban keuangan tertentu bagi keluarga.
Hal ini yang mendasari tim peneliti Universitas Airlangga untuk melakukan penelitian. Khususnya pada penelitian ini, ingin menguji prevalensi karies gigi dan faktor yang terkait pada anak sekolah dasar di Surabaya, sebagai kota metropolitan dengan populasi ras jawa terbesar di Indonesia.
Pengetahuan anak tentang penggunaan sikat gigi, waktu menyikat gigi, konsumsi zat gula yang tidak terkontrol, tidak terlepas dari perhatian ayah dalam memberikan contoh tentang cara pencegahan karies gigi. Fakta menunjukkan bahwa penggunaan sikat gigi, konsumsi makanan manis dan tingkat pendidikan ayah adalah faktor yang berhubungan dengan karies gigi pada anak.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan langkah-langkah pencegahan sangat penting untuk kesehatan gigi dan mulut, seperti pendidikan kesehatan tentang kebersihan mulut, kebiasaan diet, dan pentingnya kunjungan perawatan gigi adalah wajib bagi anak-anak.
Penulis: Dr. Taufan Bramantoro
Referensi: Bramantoro, T. Setijanto, R.D. Palupi, P. Aghazy, AZ. Irmalia, WR. Dental Caries and Associated Factors among Primary School Children in Metropolitan City with the Largest Javanese Race Population: A Crosssectional Study. Contemporary Clinical Dentistry, 2019, 10 (2), 274-283.
