Inovasi IMC sebagai Strategi Pemasaran Wisata Pantai Syariah Banyuwangi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh yukbanyuwangi.id

Pariwisata merupakan suatu wadah yang sangat penting dalam pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang social maupun budaya. Pariwisata juga sangat berpengaruh dalam suatu daerah, sehingga memiliki peranan yang sangat penting dan berpotensi dalam memberikan keuntungan ekonomi terhadap wilayah sekitarnya. Selain itu, dapat memberikan manfaat positif pula terhadap pendapatan daerah dan penciptaan tenaga kerja.

Kabupaten Banyuwangi adalah salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki banyak potensi daya Tarik objek wisata. Destinasi wisata yang menjadi wisata andalan Banyuwangi adalah pantai syariah adalah Pulau Santen. Pada Maret 2017, Bupati Banyuwangi, H Abdullah Azwar Anas telahmelaunching Pulau Santen sebagai kawasan Wisata Pantai Syari’ah’. Agar pantai Syariah menjadi dikenal masyarakat luas dan dapat menarik banyak wisatawan untuk datang berkunjung, maka diperlukan pemasaran khusus di bidang pariwisata halal.

Menurut Muljadi (2009) pemasaran pariwisata adalah suatu upaya guna mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan wisatawan serta menawarkan produk wisata sesuai keinginan dan kebutuhan wisatawan. Pemasaran pariwisata menekankan lebih jauh lagi tentang siapa sebetulnya segmen pasar dan bagaimana perilakunya. Penekanannya bagaimana mengkomunikasikan kepada pasar bahwa produk yang ditawarkan (destinasi) adalah unggul dan berbeda dengan produk lain.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana aplikasi dan inovasi Integrated Marketing Communication (IMC) dalam pemasaran Wisata Pantai Syariah Santen di Banyuwangi. Selanjutnya penelitian ini akan merekomendasikan upaya pemasaran yang bagaimana yang tepat untuk pemasaran pantai tersebut. Adapun sasaran utama dari penelitian ini adalah pengembangan model inovasi IMC atau komunikasi pemasaran terpadu untuk pemasaran dan promosi Wisata Pantai Syariah Santen. Untuk mencapai tujuan ini, desain penelitian kualitatif digunakan dalam studi ini. Wawancara mendalam dilakukan dengan masyarakat, aparat pemerintah atau dinas pariwisata terkait di kabupaten Banyuwangi.

Suatu program harus didukung oleh strategi komunikasi yang baik. Hal ini disebabkan sebagus apapun rencana strategi yang telah dirancang, apabila proses komunikasi pemasaran tidak dijalankan secara efektif dan efisien sesuai dengan sasaran tentu hasil akhirnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Fungsi komunikasi pemasaran terpadu atau integrated marketing communication adalah sebagai strategi komunikasi pemasaran pariwisata denganmemberi pesan kepada masyarakat tentang sebuah destinasi. Maksudnya di sini adalah pesan yang dideliverkan harus sama dengan pesan yang ‘seharusnya’ ditangkap olah calon wisatawan. Misalnya Yogyakarta memposisikan diri sebagai wisata budaya. Maka bagaimana upaya mempromosikan Yogyakarta agar posisi dan branding Yogyakarta sebagai destinasi wisata budaya dapat tersampaikan dengan tepat. Di sinilah letak kemampuan dan inovasi komunikasi pemasaran diperlukan. Dengan demikian, komunikasi pemasaran adalah pemfokusan diri pada eksistensi merek menjadi strategi branding yang efektif.

Menurut Terence A. Shimp (2003:24) integrated marketing communication (IMC) sendiri merupakan proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada konsumen dan calon konsumen secara berkelanjutan yang tujuannya untuk mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada perilaku khalayak sasaran. Pentingnya penerapan IMC di era sekarang menjadi begitu efektif, karena memasarkan suatu produk dan membangun ekuitas merek brand image tidak cukup jika hanya menggunakan satu strategi pemasaran saja

Dengan demikian, komunikasi pemasaran terpadu merupakan program promosi yang terencana dan berkesinambungan yang diupayakan guna mencapai target pemasaran terbaik dalam rangka mewujudkan kepuasan sasaran secara maksimal. Pantai Syariah Santen Kabupaten Banyuwangi merupakan destinasi wisata baru yang di branding dengan label ‘syariah’. Hal ini menjadi startegi pemerintah Banyuwangi untuk menarik daya wisatawan muslim. Selain itu, pariwisata halal merupakan konsep bisnis baru yang sekarang ini menjadi kebutuhan wisatawan muslim. Meskipun telah di branding ‘syariah’, wisata pantai ini terus melakukan pemasaran secara berkelanjutan. Hal ini karena konsep destinasi yang unik sehingga perlu perlakukan khusus dalam melakukan komunikasi pemasarannya.

Hasil penelitian komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan oleh pemkab Banyuwangi dan pengelola yaitu 1) iklan melalui baliho, website, dan majalah, 2) promosi melalui percobaan tiket masuk gratis, 3) acara dan pengalaman dengan melaksanakan berbagai acara namun acara tersebut tidak mengusung tema Syariah, sehingga pesan Syariah tidak tersampaikan pada acara tersebut, 4) public relation dan publicity dengan membangun kerjasama stakeholder namun publisitas menjadi kurang baik karena ada persepsi umum publik, 5) pemasaran interaktif dilakukan dengan posting media sosial dan website, 6) dan pemasaran dari mulut ke mulut yang dilakukan kepada teman sejawat. Komunikasi pemasaran terpadau pada pantai Syariah sudah dilakukan dengan baik. Akan tetapi komunikasi pemasaran terpadu tidak dilakukan secara berkelanjutan sehingga pantai Syariah menjadi sepi pengunjung dan terkesan tidak diurus.

Penulis: Dian Y Reindrawati, Nur E Suriani, S Asmorowati

Link Terkait Artikel di Atas: Diterbitkan di: African Journal of Hospitality, Tourism and Leisure, GCBSS Special Edition (2019) ISSN: 2223-814X Copyright: © 2020 AJHTL /Author/s- Open Access- Online @ http//: www.ajhtl.com

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).