Feses Ikan Nila Berpotensi Produksi Ephipia Moina macrocopa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi ikan nila. (Sumber: Tribunnews Kaltim)

Pembangunan akukultur berkelanjutan saat ini menjadi isu global. Salah satunya adalah pemanfaatan  limbah budidaya yang masih mengandung nutrien  dalam jumlah tinggi. Konflik disekitar lokasi budidaya udang sering terjadi karena  limbah budidaya yang dapat menyebabkan bau tidak sedap serta pencemaran perairan umum sebagai lokasi pembuangan akhir limbah budidaya.

Pengembangan teknologi pemanfaatan limbah akuakultur dapat menjadi modal penguatan potensi perikanan Indonesia, di antaranya pengembangan untuk teknologi akuaponik produksi pupuk pertanian dan sebagai pakan untuk produksi ephipia Moina  macrocopa (krustacea; kladosera) sebagai pakan larva ikan dan udang.

Kebutuhan pakan alami untuk ikan dan udang saat ini dipenuhi dari import  kista Artemia. Kebutuhan kista artemia di Indonesia pada tahun 2018  mencapai ±160 ton, disisi lain  Indonesia memiliki banyak spesies zooplankton yang dapat dikembangkan sebagai pakan alami untuk larva ikan dan udang, di antaranya yaitu Moina macrocopa.

Moina macrocopa sebagai pakan alami memiliki keunggulan di antaranya  ukuran tubuh  (±400 um) dan nilai gizi yang sebanding dengan Artemia (Loh et al. 2013),  Moina dapat  berkembang biak dan tumbuh dengan  cepat, serta dapat dibudidayakan dengan menggunakan pakan limbah pertanian, peternakan dan industri pangan (Patil et al. 2010; Dodson  et al. 2010).

Limbah budidaya/feses ikan telah digunakan untuk budidaya Moina macrocopa dan menghasilkan kepadatan populasi yang tingg (Loh et al. 2009;:2013). Pemanfaatan Moina macrocopa sebagai pakan alami larva ikan dan udang belum maksimal karena budidaya Moina dilakukan seperti budidaya ikan.  Oleh karena itu perlu dicari terobosan baru agar Moina tidak lagi dibudidayakan, tetapi  menggunakan ephipia yang ditetaskan seperti praktisnya penggunaan Artemia sebagai pakan alami.

Melalui penelitian yang didanai oleh riset unggulan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, kami /tim peneliti mencoba mengkaji pemanfaatan  limbah budidaya ikan nila untuk produksi ephipia Moina macrocopa.

Hasil  penelitian kami menujukan bahwa feses ikan nila mengandung protein sebesar 16,27%, lemak 1.84%, dan karbohidrat 18,27%. Perkawinan Moina macrocopa mengunakan pakan feses ikan nila dapat menghasilkan produksis ephipia sebesar 69-75% dari total betina yang dikawinkan. Ephipia  yang dihasilkan berisi dua telu yang tinggi 89,58± 4,7%, tetapi dengan  derajat penetasan  yang rendah sebesar 20,33±2.36%.

Pengunaan feses ikan nila sebagai pakan dalam budidaya moina masih memerlukan modifikasi atau pengkayaan nilai nutrisi khususnya penambahan lemak untuk meningkatkan kualitas dan kauntitas ephipia yang dihasilkan. (*)

Penulis: Reni Oktaviani, Ahmad Shofy Mubarak, Sudarno Sudarno

Artikel selengkapnya dapat diakses melalui link berikut ini

https://e-journal.unair.ac.id/JAFH/article/view/15443

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).