Mahir Bagi Waktu Jadi Dosen, Dokter, dan Konsultan, Febri Raih Predikat Wisudawan Terbaik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Febri Endra Budi Setyawan Wisudawan Terbaik S3 Fakultas Kesehatan Masyarakat. (Ilustrasi: Feri Fenoria Rifai)

“Ketika sudah memulai, jangan pernah melambat apalagi berhenti berproses”

UNAIR NEWS – Dr. Febri Endra Budi Setyawan, dr., M.Kes., FISPH., FISCM., wisudawan S3 Fakultas  Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga berhasil meraih predikat wisudawan terbaik periode Maret 2020. Dr. Febri sapaan karibnya, berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,90.

Disertasi berjudul “Komitmen Organisasi dalam Melaksanakan Pelayanan Kesehatan Holistik Komprehensif sebagai Upaya Peningkatan Kepuasan dan Loyalitas Peserta BPJS Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer (FKTP) Kota Malang” berhasil ia selesaikan dengan baik. Keberhasilan itu juga membawanya menjadi wisudawan terbaik jenjang S3 FKM UNAIR.

Alhamdulillah secara umum tidak ada kendala dalam pelaksanaan studi S3 di FKM UNAIR,” ungkapnya.

Dr. Febri mengungkapkan penelitiannya itu didasarkan pada kurangnya kinerja tenaga medis di FKTP Klinik Pratama, Kota Malang. Penerapan pelayanan holistik komprehensif yang dilakukan oleh tenaga medis di FKTP Klinik Pratama tidak terjadi. Oleh karena itu, ia menekankan suatu komitmen dari FKTP untuk berbenah.

Dr. Febri pada kesehariannya merupakan Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dokter perusahaan, dan konsultan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dalam membagi waktu kuliah, ia tetap menjalankan tiga profesi tersebut meskipun tidak penuh waktu.

“Tentunya saya tetap menjalankan kegiatan pembelajaran terkait materi yang saya ampu meskipun tidak full time karena saya sedang studi di UNAIR,” ujarnya.

Dalam menyelesaikan studi S3 Dr. Febri, tidak terlepas dari FK UMM yang telah membiayainya. Ia juga mengungkapkan akan mengabdi kembali menjadi dosen di FK UMM.

Untuk melakukan penelitian yang maksimal, Dr. Febri memberikan pendapat bahwa ketika sudah memulai jangan pernah melambat apalagi berhenti berproses. Hal itu ia ungkapkan karena apa yang ia alami harus dimulai dengan upaya yang lebih besar. “Penelitian itu dimulai dari keinginan mahasiswa sendiri, jangan dari pembimbing,” katanya.

Hal itu ia ungkapkan untuk mendorong mahasiswa yang melakukan penelitian didasarkan pada fakta yang diamati oleh mahasiswa itu sendiri. Penguatan literasi dengan membaca jurnal dan buku literatur terkini akan mendukung sebuah penelitian yang lebih komprehensif. (*)

Penulis: Aditya Novrian

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).