Global Writing Clinic: Analisis dan Kontribusi Jadi Syarat Penting Dapatkan Beasiswa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Bagi mahasiswa, peluang beasiswa dan exchange selalu menjadi hal yang dikejar selama masa perkuliahan maupun setelahnya. Sayang, mahasiswa kerap kali memiliki pengetahuan dan informasi yang minim mengenai program-program di luar negeri. Karena itu Airlangga Global Engagement (AGE) berusaha untuk mengakomodasi kebutuhan mahasiswa tersebut melalui Global Writing Clinic (GWC) 2020 yang dilaksanakan pada Rabu (4/3/2020) hingga Kamis (5/3/2020).

Bertempat di Ruang Kahuripan 300, Kampus C UNAIR, acara tersebut diisi oleh empat pengisi utama yang terdiri atas dosen dan mahasiswa penerima beasiswa-beasiswa bergengsi di luar negeri. Azizah Surayya selaku mahasiswa UNAIR yang menerima beasiswa Erasmus serta Triubaida Maya Ardianti, S.Pd., M.A, M.Pd. selaku dosen Fakultas Vokasi penerima beasiswa Unggulan Dikti mengisi materi pada hari pertama. Mereka berdua membagikan informasi mengenai pengalaman hingga langkah-langkah awal untuk memulai tahap pengajuan beasiswa.

Sementara itu, pada hari kedua, acara semakin meriah dengan hadirnya Inge Dhamanti, SKM., MPH., Ph.D selaku penerima Australia Award Scholarship serta Sidarta Prassetyo, SS., MA., TESOL sebagai penerima Fulbright Scholarship. Membagikan materi mengenai penulisan curriculum vitae (CV) serta personal statement, Inge menerangkan bahwa terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan sebelum memulai semuanya.

“Hal yang penting dalam sebuah CV adalah kontribusi anda terhadap masyarakat dan lingkungan. Kegiatan volunteering, organisasi, maupun kegiatan kemahasiswaan lain adalah poin yang sangat diperhatikan oleh penyelenggara beasiswa. Makanya untuk memiliki CV yang bagus, butuh waktu yang tidak sebentar dan bertahap,” ungkap dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat tersebut.

Inge menganjurkan agar mahasiswa harus mulai menelusuri website-website beasiswa serta membangun gambaran tentang beasiswa apa yang ingin dipilih dan sesuaikan dengan keahlian dan pengalaman. “Jangan takut berinvestasi pada pengalaman, jaringan, dan kesempatan-kesempatan lain di luar dunia perkuliahan,” ujar Inge.

Sementara itu, Sidarta yang juga merupakan dosen Fakultas Vokasi membagikan kiat-kiat penting mengenai wawancara dan penulisan motivation letter. “Kata dan kalimat yang pertama kali tertulis dalam motivation letter kalian haruslah unik, tidak biasa, dan mampu menarik perhatian. Selain itu, analisis antara keahlian dan motivasi kenapa ingin ikut beasiswa tersebut juga harus jelas,” ujarnya.

Dian Ekowati SE., M.Si.,M.AppCom (OrgCh).,Ph.D. selaku Direktur AGE mengungkapkan bahwa GWC menjadi bentuk usaha pembangunan pondasi program internasionalisasi UNAIR. “Acara ini sudah ketiga kalinya. Kami ingin membuka dan membantu peluang internasionalisasi bagi mahasiswa. Harapannya hal tersebut juga akan mendorong internasionalisasi bagi UNAIR,” katanya

Acara tersebut berhasil menyedot perhatian 250 mahasiswa dari semua fakultas di UNAIR. GWC 2020 sendiri terlaksana mengikuti hasil survei dan masukan dari mahasiswa-mahasiswa yang mengharapkan informasi dan pelatihan mengenai kebeasiswaan.

Penulis: Intang Arifia

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).