Mahasiswi HI UNAIR Raih Verbal Commendation Award di Malaysia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Annisa Nadhifa Ramadhani, mahasiswi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) pada 15 – 18 Februari 2020 mengikuti Model United Nations (MUN). Sebanyak 540 delegasi yang berasal dari 56 negara campuran dari Benua Asia, Eropa, Amerika, dan Oceania hadir dalam Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia.

MUN merupakan simulasi sidang yang dilakukan United Nations atau Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB). Di mana proses simulasi sidang yang diciptakan sesuai dengan situasi dan ketentuan yang dilakukan oleh PBB.

Setiap delegasi dilatih untuk menjadi seorang diplomat pada sidang tersebut. Seperti yang diketahui tugas diplomat, antara lain, menjalin kerja sama dengan negara lain; membuat blok; berdiplomasi; serta berstrategi dengan tujuan untuk mencari solusi terbaik atas suatu permasalahan.

Annisa berkesempatan menjadi perwakilan dari pihak World Health Organization (WHO). Ia mengatakan bahwa kesehatan mental menjadi pembahasan utama. Peningkatkan kesadaran atas kesehatan mental, peningkatan perawatan dan kualitas diagnosis tentang gangguan kesehatan mental serta pengelolaan pada sektor ekonomi dan sosial menjadi sub pokok bahasan yang dibahas.

“Kebetulan saya berada di council WHO dengan topik bahasan mental health. Hal–hal yang dibahas, antara lain, bagaimana meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental, meningkatkan perawatan dan kualitas diagnosis, serta pengelolaannya pada sektor ekonomi dan sosial,” ucapnya.

Annisa juga menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental, perlu diadakan beberapa program yang dapat memberantas paradigma tentang hal tersebut. Program yang disarankan adalah program pendidikan dan seminar, serta penyediaan prosedur yang dapat digunakan untuk meningkatkan diagnosa dan penanganan penderita gangguan kesehatan mental.

“Harus diadakan program yang memberantas paradigma seputar kesehatan mental. Program ini mencakup seperti program pendidikan dan seminar serta penyediaan prosedur yang diperlukan untuk meningkatkan diagnosa dan penanganan diagnosa pada penderita gangguan kesehatan mental,” katanya.

Sedangkan untuk meningkatkan diagnosa dan penanganan penderita gangguan kesehatan mental, diperlukan upaya edukasi masyarakat untuk mengetahui gejala gangguan kesehatan mental. Mengingat, banyak masyarakat yang tidak menyadari akan gangguan kesehatan mental yang dideritanya.

“Kadang orang-orang tertentu tidak sadar dengan gangguan kesehatan mental yang dideritanya. Masyarakat harus diedukasi agar mereka dapat mengidentifikasi karakteristik orang yang terindikasi mengidap gangguan kesehatan mental dan merekomendasikannya untuk mendatangi psikiater,” paparnya.

Selain itu hal lain yang perlu dilakukan adalah mendidik dokter umum untuk dapat mengindentifikasi masyarakat yang diindikasi mengalami gangguan kesehatan mental dan merekomendasikan masyarakat tersebut untuk berobat ke psikiater. Annisa berhasil menyabet Verbal Commendation Delegate Award dengan mengalahkan pesaing–pesaingnya dari negara lain. Ia memaparkan bahwa kunci sukses untuk mengikuti event internasional seperti MUN adalah dapat berbahasa Inggris dengan baik, percaya diri, tegas, berani, fleksibel, dan mudah bergaul.

Penulis: Icha Nur Imami Puspita

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).