In-Docs dan Tribeca Film Institute Sosialisasikan Program If/Then di American Corner UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Banyak sekali potensi untuk mengembangkan pembuatan film pendek dokumenter yang ada di Indonesia. Fakta menunjukkan bahwa tidak sedikit orang luar negeri tertarik datang ke Indonesia untuk membuat film di Indonesia. Namun yang menjadi masalah adalah kurangnya public film funding di Indonesia membuat proses pembuatan film menjadi tersendat karena kurangnya suntikan dana.

Menyadari hal itu, Tribeca Film Institute dan In-Docs bekerja sama dengan U.S. Embassy Jakarta, menyelenggarakan program Documentary Masterclass by If/Then South Asia 2018 Winner pada Rabu (19/2/2019). Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Lidia Afrilita, salah satu pemenang dari Film Pendek Dokumenter  tahun 2018 serta Varadila selaku perwakilan dari In-Docs.

Varadila menuturkan bahwa pemilihan  lokasi sosialisasi di American Corner Perpustakan Kampus B UNAIR bukanlah tanpa sebab. Menurutnya, Surabaya merupakan salah satu kota strategis dengan peminat terhadap film pendek dokumenter cukup besar.

“Kami percaya bahwa di sini akan ada banyak sekali teman-teman yang tertarik untuk membuat film dokumenter,” tuturnya.

Lebih lanjut, Varadila menjelaskan bahwa secara umum kegiatan itu bertujuan untuk mensosialisasikan program If/Then, salah satu program kompetisi ide cerita untuk film pendek dokumenter.

Program tersebut merupakan hasil kerja sama antara In-Docs dan Tribeca Film Institute di New York. Tribeca Film Institute menginisiasi program IF/THEN untuk memberikan dukungan mentoring, pendanaan, dan strategi industri. Varadila akan memberikan sesi informatif tentang kompetisi If/Then dan memutarkan film pemenang dari film pendek dokumenter tahun 2018.

“Nanti akan ada dua film yang akan diputar, yang keduanya diproduksi di Indonesia,”

Kedua film tersebut berjudul How Far I’ll Go dan Diary of Cattle. Setelah sesi pemutaran film dokumenter, pada akhir akan diadakan sesi diskusi dan tanya jawab dengan pembuat film Diary of Cattle, Lidia Afrilita.

“Pembuat filmnya nanti juga akan memberikan semacam kelas singkat tentang produksi film dokumenter,” imbuhnya.

Varadila berharap melalui program sosialisai If/Then di American Corner ini, akan lebih banyak menemukan bakat-bakat pembuat film dokumenter. Utamanya adalah bisa mengangkat cerita di Surabaya yang kaya akan nilai historis.

Hal unik dan menarik dari film pendek dokumenter, lanjutnya, adalah cerita yang diangkat berdasarkan pada kisah-kisah nyata yang relevan, yang terkadang juga termasuk emergency untuk disampaikan.

“Jadi tidak hanya mengangkat keunggulan artistiknya saja, tetapi juga butuh semacam memantik diskusi untuk teman-teman yang menontonnya,” pungkasnya. (*)

Penulis: Sandi Prabowo

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).