Mahasiswa IIP UNAIR Bagikan Pengalaman Magang di Perpustakaan Negeri Jiran

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Momen libur semester lalu dimanfaatkan oleh sejumlah mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan (IIP) Universitas Airlangga (UNAIR) melaksanakan kegiatan magang di berbagai lembaga informasi. Selain sebagai agenda wajib prodi, kegiatan magang sekaligus menjadi ajang bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan diri.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ismi Choirunnisa, mahasiswa IIP yang berkesempatan melakukan praktik kerja lapangan di salah satu perpustakaan perguruan tinggi negeri jiran. Mahasiswi asal Banyuwangi itu bersyukur dapat menimba banyak ilmu dan pengalaman baru di perpustakaan tempatnya magang. Bersama sembilan mahasiswa IIP lainnya, Ismi memilih Perpustakaan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) sebagai lokasi magang. Dia pun berbagi cerita dan pengalaman selama hampir satu bulan magang di Perpustakaan UKM.

“Banyak sekali ilmu dan pengetahuan baru yang didapat. Salah satunya tentang sistem kerja di perpustakaan. Jadi perpustakaan UKM memiliki 18 unit, setiap unit memiliki ketua masing-masing. Dalam satu lingkup kerja itu udah kompleks pembagian kerjanya,” terangnya.

Perbedaan lain terdapat pada sistem klasifikasi yang digunakan. Jika hampir semua perpustakaan di Indonesia berpedoman pada sistem Dewey Decimal Classification (DDC) maka di Perpustakaan UKM justru menggunakan pedoman Library Congress Subject Headings (LCSH) yang populer digunakan di Amerika.

“Kalau di perpustakaan biasanya satu layanan semisal binkol mengurusi banyak kegiatan seperti klasifikasi, pengindeksan, dan sebagainya. Kalau di sini (Perpustakaan UKM, Red) itu jadi bagian masing-masing, seperti unit indexing, unit katalog, unit jurnal, unit ICT, unit multimedia terus unit customer service atau pengkhidmatan pelanggan,” jelas Ismi.

Ismi menambahkan budaya kerja di Malaysia sangat disiplin dan sistematis. Hampir semua instansi menerapkan objective quality dan analisis kerja. Mulai dari audit hingga kegiatan lain, semua terstruktur dengan baik. Maka tak heran jika kinerja pegawai dinilai sangat profesional dan sesuai standar. Selain itu, lanjut Ismi, persepsi masyarakat terkait profesi pustakawan di Malaysia sangat berbeda dengan di Indonesia.

“Di sini pustakawan itu menempati posisi yang tinggi. Semua pustakawan menjabat sebagai ketua masing-masing unit, dan minimal lulusan S2. Pustakawan itu terkenal pintar dan lebih pada perancang strategis,” ungkapnya.

Pekerjaan teknis di perpustakaan dikerjakan oleh pembantu pustakawan. Di antaranya ada pustakawan kanan, timpalan pustakawan, dan penolong pustakawan. Ismi bersyukur kehadiran peserta magang dari UNAIR di Perpustakaan UKM disambut hangat dan ramah. Baik pustakawan maupun petugas lain dengan senang hati berbagi ilmu dan membantu peserta yang mengalami kesulitan.

“Ini pertama kali UKM menerima mahasiswa magang dari luar negara. Jadi kita saling belajar. Ternyata manajemen perpustakaan itu nggak sesimpel yang kita pikir. Di sana ada unit pendidikan pelanggan, kursusnya itu terstruktur, terjadwal, banyak pustakawan yang kompeten,” tutur Ismi.

Seusai magang, dirinya berharap ilmu dan pengalaman yang diperoleh dapat memberikan sumbangsih pemikiran serta bekal keterampilan yang dapat diterapkan di dunia kerja maupun melanjutkan studi. Total terdapat sepuluh mahasiswa IIP UNAIR yang magang di Perpustakaan UKM. Mereka adalah Ismi Choirunnisa, Tia Dian Wilujeng, Ayyun Naufal, Chairani Fadillah Afnan, Dina Kartika Raya, Sherly Mega Vinolia, Sabrina Syifa, Putri Rahayu, Inayatul Kutsiyah dan Wahyu Febrianto. Mereka melakukan kegiatan magang di Perpustakaan UKM sejak 6 Januari hingga 31 Januari 2020. (*)

Penulis: Zanna Afia

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).