Prof. Nasih : Banyuwangi Adalah Rumah Kedua Bagi Universitas Airlangga

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Mengawali tahun 2020, jajaran pimpinan Rektor Universitas Airlangga laksanakan kunjungan kerja ke Pemerintah kabupaten Banyuwangi. Pertemuan yang bertajuk ramah tamah tersebut, dilaksanakan pada Senin (27/1) malam di Pendopo Sabha Swagata Banyuwangi, serta dihadiri langsung oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., M.T., Ak., CMA, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, S.Pd., S.S., M.Si.

Tak bisa dipungkiri bahwa hubungan baik UNAIR dengan Pemkab Banyuwangi sudah terjalin cukup lama. Mulai dari kerja sama mengembangkan kampus PSDKU UNAIR di Banyuwangi, penganugerahan Banyuwangi sebagai inovasi daerah terbaik oleh UNAIR, hingga kerja sama terkait pengembangan program kedokteran.

“Banyuwangi saya rasa adalah rumah kedua bagi Universitas Airlangga,” ucap Prof. Nasih mengawali pertemuan.

Dalam sambutannya, Prof. Nasih mengungkapkan bahwa Kabupaten Banyuwangi merupakan rumah kedua bagi UNAIR setelah Surabaya, kemudian Gresik, Lamongan, dan Jakarta.

Ia juga mengungkapkan bahwa Banyuwangi memiliki daya tarik tersendiri bagi siapapun yang berkunjung, baik yang berkunjung untuk liburan maupun untuk belajar. Sehingga, ia sangat tertarik dengan tagline “siapapun yang pergi ke Banyuwangi, pasti ingin kembali”.

Selain itu, Prof. Nasih beserta jajaran pimpinan UNAIR turut memberikan penilaian spontan kepada kabupaten Banyuwangi dan menyampaikan sedikit harapannya kepada Bupati Banyuwangi.

“Kami sepakat untuk memberikan IP 4 kepada kabupaten Banyuwangi. Dan juga, saya harap hubungan ini dapat terus terjalin hingga lebih bermanfaat pada sisi kemanusiaan,” tandasnya.

Suasana kegiatan Ramah Tamah jajaran pimpinan UNAIR ke Pemkab Banyuwangi pada Sabtu (27/1) malam di Pendopo Sabha Swagata Banyuwangi. (Foto: Muhammad Alif Fauzan)

Pada sesi selanjutnya, Bupati Banyuwangi yang kerap disapa Anas tersebut menggantikan Prof. Nasih dan memberikan sedikit materi terkait pengembangan inovasi kabupaten Banyuwangi selama 10 tahun terakhir.

“Tidak ada daerah yang dipandang, tanpa adanya pengembangan inovasi. Dan tidak ada daerah yang baik, tanpa adanya perguruan tinggi didalamnya,” tutur Anas.

Dalam kesempatannya tersebut, ia menyampaikan berbagai capaian dan perkembangan inovasi kabupaten Banyuwangi. Mulai dari menurunnya tingkat kemiskinan, meningkatnya pendapatan per kapita, meningkatnya jumlah festival, hingga meningkatnya berbagai inovasi seperti rantang kasih, kebijakan ekonomi, dan beasiswa pendidikan.

“Semua hal tersebut saya sampaikan, agar UNAIR disini semakin yakin untuk bekerjasama dengan kabupaten Banyuwangi. Salah satu contoh ialah menurunnya angka kemiskinan Banyuwangi, saya rasa hal tersebut juga merupakan berkah dengan adanya kampus UNAIR di Banyuwangi,” jelasnya.

Anas turut menyampaikan pandangannya terkait kebutuhan mahasiswa atau lulusan UNAIR untuk kesejahteraan masyarakat Banyuwangi. Ia berharap adanya lulusan UNAIR yang masih fresh untuk bersedia mengabdi di desa Banyuwangi secara full time. Karena menurutnya masyarakat tidak hanya butuh guru, tetapi juga butuh motivator yang hidup di sekitar mereka.

Selain itu, program rumah sakit pariwisata yang ia rencanakan, dirasa membutuhkan dokter muda yang bersedia praktik di Banyuwangi. Juga kebutuhan arsitek yang dirasanya cukup berpengaruh terhadap perkembangan infrastruktur daerah, sesuai prinsip infrastuktur Banyuwangi yaitu, menitipkan peradaban dalam kemajuan.

“Saya harap Universitas Airlangga tetap bekerjasama dengan Banyuwangi, serta bisa menambah beberapa jurusan baru di Banyuwangi sesuai apa yang saya sampaikan tadi,” pungkasnya.  (*)

Penulis: Bastian Ragas

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).