Hasil Klinis Penggunaan MLC601 (NeuroAiDTM) pada Pasien dengan Cedera Otak Sedang

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi cedera otak. (Sumber: Hello Sehat)

Cidera kepala adalah penyebab utama kematian di antara pasien trauma. Penanganan komplikasi dan gejala sisa dari cidera kepala menjadi sebuah tantangan. Setiap tahun, sekitar 1,4 juta orang menderita trauma kepala, yang mana 50.000 di antaranya meninggal. Lebih dari 5,3 juta orang Amerika, atau 3% dari seluruh penduduknya, hidup dengan kecacatan terkait cidera kepala.

Cidera kepala dan komplikasinya tetap menjadi sebuah masalah kesehatan yang signifikan bagi masyarakat global. Manajemen cidera kepala yang optimal harus bertujuan untuk mencegah dan mengobati peningkatan tekanan intrakranial dan gangguan otak sekunder lainnya, serta untuk menjaga tekanan perfusi otak dan mengoptimalkan oksigenasi otak.

Dokter yang merawat harus membuat keputusan dengan hati-hati untuk mencapai hasil yang baik bagi pasien. Meskipun banyak kemajuan di bidang teknologi bedah saraf dan neuro-intensif, kecacatan jangka panjang akibat cidera otak masih cukup dramatis.

MLC601 (NeuroAiDTM) adalah contoh intervensi farmakologis yang sudah dikenal untuk neuroproteksi dan neurorepair pada stroke iskemik akut. Formulasi produk alami ini memiliki profil keamanan klinis dan biologis yang sangat baik. Hal ini telah diteliti dan bahkan digunakan secara luas untuk pemulihan pasca-stroke, yang kemudian menunjukkan manfaat klinis yang baik dan keamanan yang tinggi.

Efek neuroprotektif NeuroAiDTM menunjukkan potensinya untuk diterapkan secara lebih luas, seperti pada pasien cidera kepala. Theadom dkk., melakukan uji coba klinis acak, secara plasebo terkontrol pada tahun 2018 yang menunjukkan efek menguntungkan NeuroAiD™ pada hasil kognitif setelah cidera kepala ringan atau sedang. Hasil klinis dari penggunaan NeuroAiD™ pada pasien dengan cidera kepala sedang dengan manajemen non-bedah belum pernah diteliti.

Untuk memberikan kontribusi dalam bidang ini, sebuah studi pendahuluan dilakukan oleh Fauzi dkk., (2020) dari Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo Surabaya, penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Brain Sciences (MDPI) ini bertujuan untuk menilai efek NeuroAiD™ terhadap keluaran fungsional pasien cidera kepala sedang dengan manajemen non-bedah.

Percobaan terkontrol-acak ini melibatkan pasien dengan cidera otak sedang non-bedah yang dikategorikan ke dalam dua kelompok: dengan dan tanpa pemberian MLC601 selama 3 bulan, di samping juga tetap mendapatkan pengobatan trauma kepala standar. Hasil klinis ini diukur dengan Glasgow Outcome Scale (GOS) dan Barthel Index (BI) yang diamati pada saat pasien keluar rumah sakit dan pada bulan (M) 3 dan 6.

Tiga puluh dua subjek dilibatkan. Kelompok MLC601 (n = 16) memiliki GOS lebih tinggi daripada kelompok kontrol (n = 16) di semua waktu pengamatan, meskipun perbedaan ini tidak signifikan secara statistik (p = 0,151). Nilai BI menunjukkan peningkatan yang signifikan untuk kelompok MLC601 dibandingkan dengan kelompok kontrol di M3 (47,5 vs 35,0; p = 0,014) dan pada M6 (67,5 vs 57,5; p = 0,055).

Tidak ada efek samping yang dikaitkan dengan pengobatan MLC601. Pada akhirnya, penelitian ini menjelaskan bahwa MLC601 berpotensi memiliki efek positif pada hasil klinis tanpa efek samping apapun. Tetapi, mengingat keterbatasan penelitian (ukuran sampel yang kecil, tidak ada perbandingan plasebo-terkontrol ganda, perlu tindak lanjut yang lebih lama), efek menguntungkan ini memerlukan konfirmasi lebih lanjut dalam penelitian yang lebih besar untuk cidera kepala, dengan waktu tindak lanjut yang lebih lama. (*)

Penulis: Asra Al Fauzi

Informasi lebih lengkap dapat dilihat melalui laman jurnal berikut,

https://www.mdpi.com/2076-3425/10/2/60

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).