Indonesia Butuh Dokter Gigi Spesialis untuk Individu Berkebutuhan Khusus

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: RSGM YARSI

Special Care Dentistry atau juga dikenal dengan kedokteran gigi khusus adalah bidang ilmu kedokteran gigi yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut individu yang memiliki difabilitas intelektual, medis, fisik, juga kejiwaan. Kebutuhan tambahan ini secara langsung disebabkan oleh keterbatasan mereka, atau karena beberapa aspek dari riwayat medis yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulutnya, atau karena konteks sosial, lingkungan atau budaya disekitarnya.

Menurut data dari Dewan Medis Indonesia, terdapat peningkatan jumlah orang Indonesia yang mengalami penyakit kronis termasuk kanker, stroke, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan diabetes mellitus dari tahun 2013 hingga 2018.1 Sayangnya, tidak ada data yang menggambarkan kondisi kebutuhan khusus lain kecuali karena kondisi medis. Ketiadaan data ini mungkin membuat dokter gigi dan otoritas menjadi abai terhadap kebutuhan ini. Bahkan di negara maju, ditemukan bahwa para penyandang cacat jarang diidentifikasi sebagai kelompok populasi prioritas dalam kebijakan dan praktik kesehatan masyarakat.2

Seiring dengan meningkatnya kesadaran orang tua terhadap kualitas hidup individu berkebutuhan khusus, fasilitas pendukung dan pendidikan seperti phisiotherapy, terapi wicara, perilaku manajemen sangat diminati. Namun, perawatan gigi masih belum populer. Orang tua masih memprioritaskan kesehatan umum daripada kesehatan gigi dan mulut putra putri mereka.

Sementara itu, individu berkebutuhan khusus adalah kelompok yang rentan mengalami masalah gigi dan mulut. Individu dengan kelainan perkembangan memiliki tingkat karies yang lebih tinggi, penyakit gusi dan kehilangan gigi yang juga lebih tinggi. Penyebabnya seringkali sangat sederhana, sebagian besar karena individu ini secara fisik tidak dapat menyikat gigi dengan baik, dan tidak ada orang lain yang membantu melakukannya untuk mereka.3 Individu lain terhambat oleh kondisi medis, atau oleh efek samping dari obat yang diminum, itulah sebabnya pemeriksaan dan pembersihan gigi secara teratur sangat penting.

Dokter gigi umum enggan merawat pasien dengan kebutuhan khusus

Kami menyadari bahwa hanya ada sedikit profesi dokter gigi yang bekerja untuk meningkatkan kesehatan mulut individu dengan kebutuhan khusus. Tidak adanya akses khusus bagi individu tersebut, fasilitas yang tidak memadai, dan kurangnya kesadaran tenaga dokter gigi tentang masalah kesehatan mulut yang dapat berdampak pada individu berkebutuhan khusus.4 Selain itu, orang tua dan pengasuh dihadapkan dengan berbagai masalah seperti, dokter gigi yang tidak terampil dan tidak kompeten dalam mengelola perawatan gigi mulut individu berkebutuhan khusus. Dokter gigi melaporkan mengalami kesulitan dalam merawat pasien tersebut.

Kompleksitas perawatan pasien, berbagai kondisi medis atau keterbatasan yang memerlukan lebih banyak waktu,, dan kadang-kadang pasien memerlukan metode dan teknik khusus untuk merawat kondisi kesehatan mulut mereka. Hal ini diduga menyebabkan rendahnya kesiapan dan kemauan para profesional kesehatan mulut untuk merawat pasien dengan kebutuhan khusus.5

Dibutuhkan pendekatan holistik yang dipimpin oleh dokter gigi untuk memenuhi persyaratan kompleks dari individu tersebut. Bila dipenuhi, hal ini dapat meningkatkan akses dan juga  kesehatan mulut mereka. Semua pasien berkebutuhan khusus harus memiliki akses yang sama dengan pasien sehat. Mereka membutuhkan perawatan gigi berkualitas tinggi yang berfokus pada keselamatan pasien. Dengan demikian, dokter gigi perlu mendapatkan pelatihan atau pendidikan khusus untuk menangani pasien dengan kebutuhan khusus dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi dan mulutnya.

Diperlukan peningkatan pelatihan pada mahasiswa kedokteran gigi

Seperti yang tertulis dalam kompetensi standar dokter gigi Indonesia yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Gigi Indonesia bahwa lulusan kedokteran gigi harus mampu memastikan kelainan bawaan dan herediter dalam rongga mulut dan menjaga kesehatan jaringan lunak mulut pada pasien dengan gangguan medis. Namun, ada keterbatasan kesempatan bagi mereka untuk bertemu dengan pasien individu berkebutuhan khusus. Dokter gigi yang merawat pasien dengan kebutuhan khusus adalah dokter spesialis gigi anak; tidak ada spesialis gigi yang secara spesifik menangani pasien yang dewasa dengan kebutuhan khusus.

Selain itu, untuk program profesi kedokteran gigi, fakultas tidak dilengkapi dengan staf dan alat untuk mendukung kompetensi itu. Di antara 11 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) yang telah terakreditasi “A” di Indonesia, hanya ada 4 FKG yang memiliki program spesialis kedokteran gigi anak dengan kurikulum terstruktur tentang cara merawat kesehatan gigi dan mulut untuk individu berkebutuhan khusus. Program ini terbatas hanya untuk mahasiswa pascasarjana.

Tidak ada silabus atau program untuk mahasiswa kedokteran gigi profesi. Kurangnya pelatihan dan pengalaman mahasiswa kedokteran gigi profesi dalam menangani pasien dengan kebutuhan khusus adalah salah satu masalah yang paling banyak dilaporkan yang menghambat perawatan. Sehingga akses mahasiswa kedokteran gigi untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman di bidang ini harus ditingkatkan.

Memang, sudah diketahui bahwa kesehatan mulut yang baik kondusif untuk kesejahteraan secara keseluruhan. Karena meningkatnya permintaan untuk merawat orang perawatan khusus dengan kompleksitas mereka, profesional kesehatan mulut perlu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan agar siap memberi pelayanan yang paripurna. (*)

Penulis: Tania Saskianti

Artikel selengkapnya dapat diakses melalui link berikut,

https://actamedicaphilippina.upm.edu.ph

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).