Rapat Kerja UNAIR Selaraskan Agenda Pemerintah dan Perguruan Tinggi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan Universitas Airlangga Prof Badri Munir Sukoco, Ph.D. saat melakukan presentasi dalam Rapat Kerja dan FGD di Hotel Illira, Banyuwangi. (Foto: Nindita Naisella)

UNAIR NEWS – Meski telah mendapatkan beragam pencapaian di tahun 2019, Universitas Airlangga terus berupaya agar kehadirannya semakin berdampak untuk masyarakat secara global. Untuk itu, evaluasi terus dilakukan secara berkala demi kemajuan bersama.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) Universitas Airlangga Prof Badri Munir Sukoco, Ph.D dalam Rapat Kerja dan Focus Group Discussion (FGD) bersama Ketua Departemen dan Koordinator Program Studi yang berlangsung di Hotel Illira Banyuwangi, sejak Rabu hingga Jumat (15-17/1/2020).

Prof Badri mengungkapkan bahwa diadakannya Rapat Kerja dan FGD awal tahun ini sebagai upaya menyelaraskan apa yang menjadi misi pemerintah saat ini, khususnya Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ity terkait bagaimana agar perguruan tinggi memberikan dampak yang signifikan untuk masyarakat.

Prof. Badri mengungkapkan, dampak perguruan tinggi yang dimaksud bermacam-macam. Salah satunya adalah berapa research income yang didapat oleh perguruan tinggi.

“Hampir 2.000 publikasi ilmiah UNAIR pada 2019, tentu perlu ada kapitalisasi dalam bentuk kerja sama dengan industri. Itu yang nanti akan kita lakukan,” ucap Prof Badri.

“Sehingga kita perlu melakukan sinkronisasi program kerja dengan para ketua departemen karena mereka yang memiliki sumber daya, yaitu berupa dosen, yang akan melakukan kegiatan kapitalisasi dengan industri, instansi pemerintah, dan juga masyarakat,” ucap Prof Badri yang berupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.

Kedua, Prof Badri mengungkapkan bahwa Universitas Airlangga cukup berbangga karena sebanyak 73,2 persen program studi telah akreditasi A. Program studi dengan akreditasi internasional dan tersertifikasi internasional sejumlah 41.

Menurut Prof Badri, dengan adanya akreditasi program studi yang masuk level internasional, UNAIR akan semakin diperhitungkan di masyarakat. Sebab, nilai jualnya akan meningkat. Dampaknya, pertama akan meningkatkan research income dan kedua meningkatkan daya jual lulusan dengan manfaatkan akreditasi A maupun internasional yang telah didapat. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).