Pengembangan Rosella untuk Sediaan Topikal Anti Bakteri

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS Bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) memiliki cita rasa asam khas yang menyegarkan. Rasanya yang sesuai untuk dikonsumsi sebagai minuman membuatnya popular di beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara lain di benua Asia hingga Eropa.

Tak hanya diolah sebagai minuman, khasiat dari bunga rosela sudah banyak dilaporkan oleh kalangan akademisi. Berbagai klaim telah muncul untuk sediaan makanan dan minuman berbahan rosella, sehingga BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) menetapkan klaim hanya sebagai minuman kesehatan. Penelitian terkait rosella terus berkembang, terutama sebagai anti bakteri terhadap mikroba patogen bahkan Methicilin Resistance Staphylococcus aureus (MRSA) dan Extended Strain Betalactamase (ESBL).

“Berbagai bentuk sediaan telah dikembangkan dengan mengandalkan kandungan bahan aktifnya, antara lain polifenol dan flavonoid sebagai “marker”  senyawa anti bakteri, antara lain sediaan topikal gel ekstrak air rosella,” buka Dr. Isnaeni, MS., Apt., salah satu anggota tim penelitian Fakultas Farmasi UNAIR.

“Sediaan gel ekstrak air rosela dengan matriks HPMC 6000 sudah terbukti secara in vitro aktif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus yang menginfeksi kulit,” lanjutnya.

Tahap awal yang dilakukan adalah karakterisasi ekstrak yang meliputi organoleptis, analisis kandungan air, dan pH ekstrak. Selanjutnya preparasi sediaan gel dengan basis HPMC 6000, terdiri dari tiga formula yang berbeda kandungan ekstraknya, (1) Formula 2%, (2) Formula 3%, dan (3) Formula 4% (b/b). Penentuan Konsentrasi hambat Minimum (KHM) ekstrak air Rosela terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan pencadang lubang (hole).

“Berikutnya dilakukan karakterisasi gel meliputi pH, viskositas, dan daya sebar. Formula terpilih kemudian diuji daya hambatnya terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan kontrol positifnya yaitu gentamisin sulfat yang biasa digunakan untuk mengatasi infeksi kulit,” jelas Isnaeni.

Hasil identifikasi dengan kromatografi lapis tipis (KLT) menunjukkan pola kromatogram polifenol dan flavonoid. Keasaman larutan 1 persen ekstrak air Rosela yang tinggi dan dengan kandungan asam malat dan askorbat juga memainkan peran penting terhadap aktivitas antibakteri. Kualifikasi HPMC 6000 menunjukkan bahwa matriks memiliki viskositas yang baik sebagai pembentuk gel. Dari hasil uji didapatkan KHM ekstrak air bunga Rosela terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 adalah 0,1 mg/mL dan konsentrasi ekstrak adalah  3 persen (b/b).

“Hasil uji menunjukkan bahwa sediaan gel mempunyai aktivitas penghambatan lebih tinggi dari pada aktivitas basis gel dan berdasarkan hasil karakterisasi fisik, sediaan gel yang dipilih adalah formula 2 yang mengandung HPMC 6000 konsentrasi 3%,” ujar dosen yang merupakan bagian dari Departemen Kimia Farmasi FF UNAIR tersebut.

Isnaeni menjelaskan bahwa Formula 2 menunjukkan aktivitas hambatan pertumbuhan terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 setara dengan larutan gentamisin sulfat 7,58 ppm. Selain itu, sediaan gel ekstrak air kelopak bunga Rosela dalam HPMC 6000 dengan konsentrasi 3 persen (b/sb) memberikan karakteristik fisik yang baik. Sediaan gel menunjukkan aktivitas hambatan terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan KHM 6.0 mg/mL.

“Dengan demikian, formula ini direkomendasikan untuk dikaji lebih lanjut dan prospek untuk dikembangkan sebagai sediaan topikal,” tutupnya.(*)

Penulis : Sukma Cindra Pratiwi

Editor : Khefti Al Mawalia

Isnaeni isnaeni, Esti hendradi, Natalia Zara Zettira. Inhibitory Effect of Roselle Aqueous Extracts-HPMC 6000 Gel on the Growth of Staphylococcus aureus ATCC 25923

Link : http://cms.galenos.com.tr/Uploads/Article_30059/TJPS-0-0-En.pdf

http://www.turkjps.org/ahead-of-print

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).