Guru Besar FKG UNAIR Ulas Peran Vitamin D untuk Pergerakan Gigi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – Dari tahun ke tahun permintaan perawatan ortodontik pada populasi wanita dewasa meningkat. Selama perawatan ortodontik, tidak menutut kemungkinan mereka sedang hamil. Kehamilan akan menyebabkan perubahan fisiologis dan anatomi yang signifikan dalam tubuh ibu.

Dalam risetnya tentang “Peran Vitamin D untuk Pergerakan Gigi”, Prof. Dr. Ida Bagus Narmada drg., Sp.Ort.(K), terlebih dahulu menuturkan bahwa Vitamin D sangat di butuhkan pada saat masa kehamilan,  yang dapat diperoleh dengan rute oral atau paparan kulit terhadap sinar matahari.

Diketahui bahwa, tingkat kekurangan vitamin D yang tinggi di Asia Selatan dan Asia Tenggara dengan prevalensi 6-70% dari populasi Asia. Vitamin D, lanjutnya, dapat meningkatkan fungsi sel endotel dan angiogenesis melalui jalur dependen VEGF.

“Angiogenesis akan memastikan aliran darah memadai untuk menyediakan pasokan nutrisi dan oksigen yang cukup,” tambahnya.

Menurut Prof. Ida Bagus, riset tersebut untuk menganalisis pengaruh pemberian vitamin D pada ekspresi faktor pertumbuhan endotel vaskular (VGEF) dan jumlah angiogenesis selama pergerakan gigi ortodontik (OTM) pada tikus Wistar hamil (Rattus norvegicus).

Prof. Ida Bagus menuturkan bahwa metodologi yang digunakan yaitu eksperimental dengan kontrol post-test only desain kelompok. Dimana, sambungnya, rumus ukuran sampel Lameshow digunakan dengan metode pengambilan sampel acak.

“Tikus Wistar dibagi menjadi 2 kontrol kelompok hari ketujuh dan hari keempat belas dan 2 kelompok eksperimen, eksperimen ketujuh dan ekseperimen keempat belas. Kehamilan mereka disinkronkan, kekuatan pegas koil tertutup 30g / mm diberikan di antaranya gigi seri dan molar maksila kiri pertama. Vitamin D (0,2 mg / kg) diberikan setiap 3 hari hingga eksperimen ketujuh dan eksperimen keempat belas,” ujarnya.

Selanjutnya, tulang rahang atas dari semua kelompok diekstraksi dan nomor angiogenesis diperiksa dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin saat VEGF Ekspresi diperiksa dengan pewarnaan imunohistokimia. Dan melakukan Mann-Whitney dan analisis varian dengan Tukey HSD post-hoc test dengan standar deviasi  (p, red) kurang dari 0,05 yang berdasarkan pada uji Levene dan hasil uji Kolmogorov-Smirnov didapati standar deviasi lebih dari 0,05.

Prof. Ida Bagus juga mengungkapkan hasil yang menunjukkan Angka angiogenesis terendah ditemukan pada kelompok control hari ketujuh adalah (11.11 ± 5.95) dan yang tertinggi ditemukan pada hari keempat belas adalah (23,83 ± 7,10). Dengan perbedaan signifikan diperoleh antara hari ketujuh dan eksperimen keempat belas (p = 0,003, p <0,05); eksperimen ketujuh dan eksperimen keempat belas (p = 0,013, hal <0,05).

“Ekspresi VEGF terendah ditemukan di eksperimen keempat belas (3.09 ± 1.14) sedangkan tertinggi ditemukan di control hari keempat belas (6.26 ± 2.39). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara masing-masing kelompok (p> 0,05),” jelasnya.

Dengan begitu, Prof. Ida Bagus mengungkapkan pemberian vitamin D tidak secara signifikan meningkatkan ekspresi VEGF dan jumlah angiogenesis pada OTM tikus hamil. (*)

Penulis : Asthesia Dhea Cantika

Editor : Nuri Hermawan

Link terkait tulisan di atas: http://www.ijdr.in/article.asp?issn=0970-9290;year=2019;volume=30;issue=4;spage=553;epage=557;aulast=Narmada;type=3

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).