Fakultas Farmasi UNAIR Gelar Workshop Guna Pecahkan Masalah Farmasi di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
SUASANA Workshop and Training : Research Methods for Evaluating Social, Administrative and Behavioral Aspects in Pharmacy di Fakultas Farmasi UNAIR. (Foto : Dimar Herfano)

UNAIR NEWS – Dewasa ini, animo untuk melakukan riset farmasi sosial di Indonesia sudah meningkat pesat. Berkaitan dengan hal itu, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga mengadakan Workshop and Training : Research Methods for Evaluating Social, Administrative and Behavioral Aspects in Pharmacy. Workshop itu berlangsung sejak hari Sabtu (14/12) hingga Minggu (15/12).

Workshop yang diselenggarakan di Ruang Sidang Lt. 2 Gedung Nanizar Zaman Joenoes dihadiri oleh sebanyak 64 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam dua hari workshop dibahas tentang farmasi sosial, penelitian metode research, rancangan dan desain penelitian, dan diseminasi hasil penelitian.

Ditemui di sela kegiatan, ketua workshop Andi Hermansyah, M.Sc., PHD., APT menjelaskan di hari pertama belajar terlebih dahulu mengentai basis atau dasar farmasi sosial dan bagaimana metode researchnya. Kemudian dibahas cara merumuskan sebuah masalah serta mencari tahu jawabannya dan diakhiri workshop peserta mendesiminasikan penelitian mereka.

Peserta workshop dari berbagai kalangan akademisi, dosen, dan mahasiswa S2 maupun S3 juga menginput draft artikel maupun penelitian. Nantinya draft tersebut akan dikaji, dipelajari, dan diangkat manfaatnya.

“kami saling sharing pengetahuan dan pengalaman sebab UNAIR sebagai trendsetter pendidikan farmasi di Indonesia ingin menangkap peluang ini,” ucap Andi.

Andi memaparkan bahwa farmasi itu kompleks, ruang lingkup farmasi tidak hanya mengelola obat, tetapi juga membahas terkait permasalahan sosial kemanusiaan, legal, lalu juga aspek politik termasuk dalam kajian farmasi.

“Diperlukan kerangka berfikir dalam menuntaskan permasalahan farmasi dalam bangsa ini,” tambahnya.

Faktanya, farmasi tidak hanya soal penemuan obat saja. Layanan kefarmasian juga sudah banyak. Andi menyayangkan masih belum banyak pihak yang menghasilkan bukti bahwa layanan tersebut bermanfaat dan berkualitas.

“Ini loh, kita harus menunjukkan bukti dan kualitas supaya layanan ini bisa sustainable dan keberlanjutan,” ucap Andi.

Nantinya, para peserta yang tergabung akan terjaring dalam satu jaringan yang dinamakan Network of Indonesian Researcher in Farmasi Practice. Tujuannya agar peserta aspek-aspek farmasi yang telah diperoleh nanti bisa mengatasi permasalahan farmasi, bekerja sama, dan saling merangkul.

Diluar dugaan, Andi takjub akan keramaian peserta yang ingin mengikuti workshop yang diadakan FF UNAIR itu. Ia berharap, dari workshop itu para peserta bisa berkontribusi satu sama lain untuk memecahkan permasalahan farmasi di Indonesia. (*)

Penulis : R. Dimar Herfano Akbar

Editor   : Binti Q Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).