Pementasan Dramaturgi XV UNAIR Ceritakan Perjuangan Nyai Ontosoroh

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Pementasan dramaturgi kini kembali dihelat di penghujung tahun. Pementasan itu merupakan bentuk tugas akhir dari mata kuliah dramaturgi di program studi bahasa dan sastra indonesia (Sasindo).

Pementasan berjudul “Hikayat Perlawanan Sanikem: Nyai Ontosoroh” tersebut diadakan pada Jumat (20/12/2019) bertempat di Gedung Kesenian Cak Durasim. Dramaturgi XV menggunakan naskah karya (Alm) Rakhmat Giryadi yang menceritakan tentang kehidupan Nyai Ontosoroh dan perlawanannya yang menentang hukum belanda.

“Sebuah karya untuk menghormati (Alm) Giryadi, salah satu praktisi teater di Surabaya, dan sekaligus sebagai salah satu cara kami untuk memberikan kontribusi pada kota Surabaya agar kota Surabaya semakin dikenal karena peristwa-peristiwa kebudayaannya,” ujar Puji Karyanto, Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR sekaligus dosen pengampu mata kuliah yang berkaitan, dalam sambutannya.

Naskah tersebut disadur dari novel karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Bumi Manusia. Namun, pementasan yang disutradarai oleh Luky Setiawan tersebut lebih berfokus pada kisah Nyai Ontosoroh saja.

Dramaturgi XV dibuka dengan penampilan oleh tim musik Dramaturgi XV, kemudian disusul dengan penampilan monolog oleh Adnan Guntur. Sebelum pementasan dimulai, penampilan akustik oleh Senar Melo turut meramaikan pembukaan Dramaturgi XV.

Nasrullah Ismail, pimpinan produksi dari Dramaturgi XV mengungkapkan bahwa proses persiapan pementasan tersebut dimulai sejak awal semester ganjil. Sedangkan latihan aktif bagi para aktor dimulai pada September.

“Kita ada banyak aktor, ada 20 aktor dan basic-nya bukan teater. Nah membentuk karakternya itu yang susah,” ujar Nasrullah Ismail yang kerap disapa Shiro.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah bekerjasama dengan Teater Mata Angin (TEMA) UNAIR dan Teater Gapus FIB UNAIR. Kedua kelompok teater tersebut berperan dalam mentoring para aktor.

Terlepas dari kesulitan yang dialami, baik Shiro maupun Luky mengaku puas dengan hasil pementasan yang telah dilaksanakan. Antusias penonton pun dinilai sangat tinggi dengan terjualnya sekitar 485 tiket dalam waktu kurang dari dua hari.

“Sangat puas sekali dengan aktor-aktor yang kerja sama selama satu semester bareng-bareng dan kerja keras tiga bulan terakhir, menurut saya terbayar lah,” pungkas Shiro. (*)

Penulis: Inas Hanifah

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).