LPI Wadahi Penelitian Lima Dosen UNAIR Lewat Monitoring Evaluasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia, terus berupaya untuk terus mengamalakan tri dharma perguruan tinggi. Salah satu bagian dari tri dharma tersebut ialah penelitian dan pengembangan.

Sejalan dengan itu, Lembaga Penelitian dan Inovasi (LPI) UNAIR menggelar Monitoring  Evaluasi (Monev) pada Jumat (20/12/2019). Bertempat di Ruang Pertemuan LPI Kantor Manajemen Kampus C UNAIR, terdapat total lima peneliti UNAIR yang mengikuti Monev tersebut.

Adapun kelima peneliti tersebut adalah Prof. Ni Made Mertaniasih, dr., MS., Sp.MK(K), dan Prof. Aryati, dr., MS., Sp.PK(K) dari Fakultas Kedokteran. Kemudian, Prof. Raditya Sukmana, S.E., M.A., PhD., dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr. Abdul Rohim Tualeka, Drs., M.Kes., dari Fakultas Kesehatan Masyarakat serta Dr. rer. nat. Ganden Supriyanto, M.Sc. dari Fakultas Sains dan Teknologi.

Salah satu peneliti, Prof. Aryati, dr., MS., Sp.PK(K) menuturkan bahwa monitoring evaluasi dilakukan dengan memaparkan laporan kemajuan yang telah dicapai sejak dana dikucurkan di bulan Juli 2019. Kontrak dilakukan mulai Juli sampai Desember 2019. Adapun target publikasi yang ingin dicapai ialah tiga tembus Q1, tiga tembus Q2, dan empat tembus Q3.

“Diharapkan dari 10 publikasi tersebut selesai di bulan Agustus 2020,” ungkapnya.

Penelitian dilakukan dengan model research group. Tujuan dari research group ini, lanjutnya kita diminta menggandeng beberapa komponen lain anggota peneliti.  Prof. Aryati selain menggandeng staff di Patalogi Klinik juga menggandeng dr. Puspa Wardhani, dr. Dominicus Husada, dan Ali Rahman Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR.

“Sebenarnya tujuannya ini agar kita juga melibatkan mahasiswa. Dosen peneliti pun harus dari bidang yang berbeda,” jelasnya.

Prof. Aryati mengungkapkan bahwa research yang ia lakukan adalah tentang virus dengue. Infeksi dengue ini besar sekali dampaknya di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Virus dengue biasanya akan menyebabkan demam berdarah hingga bisa menimbulkan kematian.

“Harapannya, semoga ke depan kita bisa dengan segera melakukan antisipasi, juga bisa menimbulkan awareness kepada Dinas Kesehatan khususnya Jawa Timur,” tutupnya. (*)

Penulis: Sandi Prabowo

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).