Stres sebagai Pemicu Rendahnya Kualitas Audit

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tindakan penurunan kualitas audit yang dianggap sebagai praktik yang disengaja. Hal ini menyebabkan pendapat atas laporan keuangan menjadi tidak tepat. Faktor stres dianggap sebagai pemicu utamanya. Stres ini timbul karena adanya konflik peran, ambiguitas peran dan kelebihan peran.

Studi ini dilakukan terhadap 44 auditor. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara empiris pengaruh konflik peran, ambiguitas peran, dan kelebihan peran pada penurunan kualitas audit. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner melalui Google Forms pada auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di kota Surabaya dan Sidoarjo. Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah analisis regresi linier berganda.

Kualitas audit dapat dilihat ketika auditor melaksanakan prosedur audit sesuai dengan standar audit dan memberikan opini yang sesuai pada laporan keuangan perusahaan. Agusti dan Pertiwi, (2013) mengatakan bahwa opini kualitas audit dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan audit yang mengacu pada standar audit dan kode etik profesi akuntan publik, dan diperoleh selama proses audit keuangan klien pernyataan. Auditor independen diharuskan untuk menghasilkan audit yang berkualitas sesuai dengan standar audit dan tidak melakukan perilaku disfungsional karena auditor independen adalah penjamin dalam bisnis perusahaan. Perilaku disfungsional yang dilakukan oleh auditor independen dapat berupa penurunan kualitas audit. Tindakan mengurangi kualitas audit dianggap sebagai praktik yang disengaja dalam melaksanakan prosedur audit karena mengurangi kualitas kinerja auditor (Coram et al., 2008).

Teori yang mendukung penelitian ini adalah teori peran, yang terkait dengan peran yang akan dilakukan oleh auditor. Peran mencerminkan posisi seseorang di lingkungan kerja dengan hak dan kewajiban, kekuasaan dan tanggung jawab, yang selalu terkait dengan orang lain. Menurut (Kahn et al., 1964), individu adalah aktor sosial yang mempelajari perilaku yang sesuai dengan posisi yang ditempati dalam masyarakat. Peran terdiri dari empat kelompok (Biddle dan Edwin, 1966): a) orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial, b) perilaku yang muncul dalam interaksi, c) posisi orang dalam perilaku, dan d) hubungan antara orang dan tingkah laku.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konflik peran  dan ambiguitas peran tidak berpengaruh terhadap penurunan kualitas audit.

Namun, kelebihan peran memiliki pengaruh signifikan terhadap penurunan kualitas audit, hal tersebut bahwa kelebihan beban kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas pekerjaan auditor dan karena selama “musim puncak” manajemen memberikan beban kerja yang lebih berat daripada selama “musim sepi”. Selama musim puncak, auditor sering diberikan tenggat waktu kecil dan harus mengaudit berbagai perusahaan. Manajemen sering memberikan tugas kepada auditor junior dengan beban kerja yang berat dan harus bersedia bekerja lembur untuk menyelesaikan semua prosedur audit. Karena itu, ketika manajemen tidak dapat menyediakan sebagian pekerjaan sesuai dengan tingkat potensi setiap auditor, auditor akan melakukan pengurangan kualitas audit untuk menyelesaikan semua prosedur audit tepat waktu. (*)

Ditulis oleh: Sri Iswati

Angela Isabel Elinda, Sri Iswati, Pikar Setiawan 2019. Analysis of The Influence of Role Stress on Reduce Audit Quality, Jurnal Akuntansi / Volume XXIII / No. 02 May 2019 : 301 – 315, DOI: http://dx.doi.org/10.24912/ja.v23i2.593

Link: http://ecojoin.org/index.php/EJA/article/view/593

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).