“Rumah Imunisasi” sebagai Upaya untuk Meningkatkan Cakupan Imunisasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh generasi maju

Data Profil Kesehatan Indonesia 2018 menunjukkan masih tingginya angka kejadian Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Penyebaran kasus campak dan difteri terdapat hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Indonesia menurut data WHO tahun 2018 menempati urutan kedua di dunia setelah India dalam penemuan kasus Difteri. Salah satu upaya yang paling efektif untuk pencegahan penyakit tersebut adalah imunisasi. Program Imunisasi yang dilaksanakan oleh jajaran kementerian kesehatan bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian balita akibat PD3I. Namun pelaksanaan program imunisasi di Indonesia belum berjalan dengan optimal. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan bahwa cakupan imunisasi lengkap di Indonesia hanya 57,9%. 

Peran serta masyarakat merupakan komponen strategis yang diharapkan dapat berperan dalam menunjang program kesehatan. Peran serta masyarakat dapat berupa penyampaian data dan informasi kesehatan serta memberikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan melalui organisasi masyarakat yang ada. Wujud peran serta masyarakat dalam program kesehatan adalah terbentuknya kader kesehatan. Kader kesehatan bekerja sama dengan Puskesmas melaksanakan Posyandu untuk memberikan layanan kesehatan ibu dan anak termasuk promosi kesehatan tentang imunisasi.

Rumah Imunisasi merupakan salah satu media yang dapat dimanfaatan oleh kader kesehatan untuk mendukung program imunisasi. Rumah Imunisasi merupakan adaptasi My Village My Home (MVMH) yang dikembangkan oleh Maternal and Child Health Integrated Program (MCHIP). Media MVMH ini disosialisasikan di beberapa daerah di Indonesia oleh kegiatan yang didukung oleh UNICEF. Rumah Imunisasi memberikan gambaran visual tentang status imunisasi setiap bayi yang lahir di sebuah desa selama setahun. Masyarakat dapat melihat gambaran visual ini dan menindaklanjuti status imunisasi setiap bayi di desanya. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk memantau status imunisasi setiap bayi yang menjadi target di desa mereka sehingga dapat memobilisasi partisipasi masyarakat dalam layanan imunisasi.

Penerapan Rumah Imunisasi di Surabaya merupakan kerjasama Dinas Kesehatan Kota Surabaya dengan Expanded Programme on Immunization Research Group (Kelompok Studi Imunisasi), Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga. Kerjasama ini berupa sosialisasi penerapan Rumah Imunisasi pada kader kesehaan dan implementasi Rumah Imunisasi di setiap posyandu di Kota Surabaya. Monitoring dan evaluasi dilakukan pada 13 kelurahan di 10 Puskesmas yang memiliki cakupan imunisasi terendah di Surabaya. 

Hasil kegiatan menunjukan sebagian besar kader Posyandu memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap penerapan Rumah Imunisasi. Kader mengetahui fungsi Rumah Imunisasi dan jenis data yang harus di catat seperti kriteria sasaran dan jenis vaksin. Kader juga memiliki sikap yang positif terhadap pentingnya kunjungan ulang untuk imunisasi, koordinasi dengan bidan dan pencatatan status imunisasi secara benar.

Penerapan Rumah Imunisasi juga memberikan dampak positif bagi ibu bayi yang menjadi sasaran program imunisasi. Sebagian besar Ibu memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap Rumah Imunisasi. Ibu mengetahui manfaat dan jenis data yang ditampilkan pada Rumah Imunisasi. Ibu juga memiliki sikap yang positif terhadap Rumah Imunisasi terutama dalam membantu mengingat dan memantau jadwal imunisasi anak mereka. Penerapan Rumah Imunisasi juga berperan dalam peningkatan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Surabaya. Hasil evaluasi penerapan Rumah Imunisasi pada 13 kelurahan di 10 Puskesmas yang memiliki cakupan imunisasi terendah di Surabaya menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara angka IDL sebelum dan sesudah implementasi Rumah Imunisasi. Angka rata-rata cakupan IDL sebesar 78,81 pada tahun 2017 meningkat menjadi 95,77 pada tahun 2018. 

Kader sebagai agen untuk perubahan yang bekerja dalam komunitas mereka untuk mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor penentu sosial untuk kesehatan dengan cara mobilisasi. Pada negara berkembang peran kader sangat penting untuk meningkatkan akses layanan kesehatan. Kader lebih mengetahui kondisi bayi yang berada di sekitar tempat tinggal balita. Mereka mampu memantau perkembangan kesehatan bayi setiap bulan melalui Posyandu. Kader yang  memegang Posyandu tingkat desa sangat penting bagi progam kesehatan karena lebih mudah berinteraksi dengan masyarakat, dan akan menjadi peluang untuk memberikan informasi atau saran kepada para ibu.

Rumah Imunisasi dapat memperkuat partisipasi masyarakat dalam program imunisasi. Kegiatan Ini memiliki potensi untuk meningkatkan permintaan imunisasi pada layanan kesehatan dan di antara masyarakat. Rumah Imunisasi juga berpotensi untuk mengidentifikasi anak-anak yang membutuhkan imunisasi, meningkatkan ketepatan waktu vaksinasi, dan meningkatkan cakupan.

Keterlibatan masyarakat dapat juga dilakukan dengan mobilisasi masyarakat untuk advokasi pemberian layanan. Intervensi berbasis komunitas melalui keterlibatan masyarakat ini dapat menjadi strategi baru untuk meningkatkan cakupan imunisasi. Program kesehatan harus melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pemantauan, dan pengawasan. Keterlibatan partisipatif masyarakat dapat membantu mengidentifikasi hambatan imunisasi di tingkat desa/kelurahan dan dapat membuat solusi berkelanjutan. Implementasi dan uji coba lebih lanjut Rumah Imunisasi untuk meningkatkan cakupan imunisasi serta partisipasi masyarakat yang terlibat layak untuk dikembangkan.

Penulis: Arief Hargono

Link terkait tulisan di atas: MY VILLAGE MY HOME: COMMUNITY EMPOWERMENT TO INCREASE IMMUNIZATION COVERAGE

Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology, Vol 13, Issue 4, Year 2019, Pg 541-546,

Link: http://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijfmt&volume=13&issue=4&article=097)   

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).