Manajemen Perawatan Prostodontik pada Pasien Mikrostomia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh dokter gigi jogja

Dalam ilmu Prostodonsia, pasien dengan mikrostomia menyebabkan kesulitan pada prosedur pembuatan protesa, dari pencetakan model studi hingga pemasangannya. Mikrostomia didefinisikan sebagai pembuakaan mulut yang terbatas atau tidak normal. Mikrostomia dapat disebabkan oleh berbagai etiologi, salah satunya adalah scleroderma. Scleroderma menyebabkan kulit wajah dan mukosa mulut menjadi tipis dan kencang dan susah untuk membuka mulut. Pasien dengan mikrostomia mengalami kesusahan dalam memasang dan melepaskan gigi tiruannya.

Tujuan perawatan prostodontik adalah untuk mengembalikan fungsi mastikasi, berbicara dan meningkatkan penampilan. Keberhasilan menggunakan gigi tiruan lengkap tergantung pada faktor support, stabilitas, dan retensi. Untuk mendapatkan ini, hasil cetakan yang terbentuk sangat penting. Terdapat dua metode mencetak dengan kompresi yaitu metode open mouth dan close mouth. Metode close mouth dengan suction dapat merekam jaringan lunak untuk mencapai hasil yang baik khususnya untuk keadaan ridge yang datar. Dalam teknik ini, kerja sama pasien sangat dibutuhkan. Tujuan artikel ini adalah manajemen pasien mikrostomia dengan kehilangan seluruh gigi disertai ridge mandibula yang datar menggunakan gigi tiruan lengkap konvensional menggunakan pencetakan close mouth with suction method.

Pada laporan kasus ini, pasien wanita usia 59 tahun datang ke RSGMP UNAIR dengan keluhan ingin dibuatkan gigi tiruan yang baru. Pasien sudah pernah memakai gigi tiruan sebelumnya selama 7 tahun dan patah sehingga tidak dapat digunakan kembali. Pada pemeriksaan ekstra oral, didapatkan kehilangan seluruh gigi pada rahang atas dan rahang bawah. Pasien memiliki riwayat penyakit scleroderma sejak 15 tahun yang lalu. Pasien ini memiliki keterbatasan membuka mulut (25mm). Tidak terdapat kelainan TMJ.

Pada pemeriksaan intra oral, didapatkan ridge rahang bawah yang datar. Pada pemeriksaan radiografi, didapatkan penurunan tulang alveolar pada rahang bawah. Pencetakan model studi pada rahang atas dengan menggunakan gigi tiruan pasien yang lama dan untuk rahang bawah menggunakan sendok cetak dengan ukuran paling kecil. Selanjutnya dibuatkan individual tray dan galengan gigit. Lalu dilakukan penetapan gigit untuk menentukan tinggi gigit dan profil pasien. Pada gelangan gigit rahang bawah dibuatkan 4 pilar yang berfungsi ketika dilakukan pencetakan close mouth dengan metode suction.

Pencetakan close mouth dengan metode suction dilakukan untuk mendapatkan model kerja. Setelah dicetak, diaplikasikan pada artikulator. Proses selanjutnya adalah penyusunan gigi dan proses laboratorium. Setelah gigi tiruan jadi, dilakukan koreksi oklusal dan insersi pada pasien.

Banyak cara untuk melakukan pencetakan pada pasien mikrostomia, seperti sectional stock tray system, flexible tray yang dibuat dari putty silicon. Tetapi pada kasus ini dilakukan dengan metode close mouth with suction dikarenakan ridge pada rahang bawah pasien datar. Pencetakan dengan metode close mouth ini dapat merekam seluruh bagian penting pada ridge pasien yang datar sekalipun, sehingga dapat menghasilkan gigi tiruan lengkap yang stabil dan retentive yang dapat dipasang dan dilepas dengan mudah.

Penulis: Dr. Michael Josef Kridanto Kamadjaja, drg., MKes., Sp.Pros (K) dan Fatty Nada Pertiwi, drg

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat di: https://actamedicaphilippina.upm.edu.ph

Kamadjaja MJK, Pertiwi FN. Prosthodontic Management of a Completely Edentulous Patient with Microstomia and Flat Ridge Mandible: A Case Report. Acta Medica Philippina. 2019; 53(6): 558-563 https://actamedicaphilippina.upm.edu.ph

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).