Potensi Lahan Horisontal dan Vertikal dari Investasi Langsung Asing

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Koransulindo

Keberadaan perusahaan asing di suatu negara dapat membawa manfaat langsung maupun tidak langsung bagi negara tuan rumah. Manfaat langsung tersebut adalah meningkatnya investasi, kapasitas produksi, permintaan tenaga kerja, dan juga ekspor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan penerimaan pajak bagi pemerintah. Sementara manfaat tidak langsungnya adalah adanya eksternalitas pengetahuan yang dihasilkan mealui mekanisme non-pasar ke dalam perekonomian perusahaan-perusahaan domestiknya. Eksternalitas ini dapat berupa transfer teknologi, peningkatan efisiensi, dan pengetahuan manajerial yang semakin baik. Dalam literatur, efek tidak langsung dari hadirnya perusahaan asing disebut efek limpahan atau spillover effects. Spillover effect dari perusahaan asing dapat ditransmisikan melalui dua jalur yaitu: limpahan intra-industri (horizontal spillover) dan limpahan antar-industri (vertical spillover) yang dibagi lagi melalui limpahan ke depan (forward spillover) dan limpahan ke belakang (backward spillover).

Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil laporan survei tahunan industri pengolahan menengah-besar yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Indonesi (BPS). Di samping itu, data pendukung adalah data Tabel Input-Output dan Indeks Harga Perdagangan Besar. Pendekatan penelitian yang digunakan untuk menginvestigasi dampak spillover horisontal dan vertikal dari perusahaan asing adalah stochastic frontier analysis (SFA).

Setelah dilakukan pemilihan fungsi produksi, maka fungsi produksi yang digunakan yaitu fungsi produksi translog. Dari hasil estimasi ini diperoleh elastisitas output, yang menggambarkan seberapa besar perubahan persentase output akan meningkat ketika perubahan persentase input meningkat. Rata-rata elastisitas output terhadap modal perusahaan asing lebih tinggi sebesar 0,1413 daripada perusahaan domestik sebesar 0,1366. Elastisitas output terhadap  tenaga kerja perusahaan domestik (0,1327) lebih besar dari perusahaan asing (0,0937). Ini menunjukkan bahwa perusahaan asing menerapkan lebih banyak modal dan menggunakan lebih sedikit tenaga kerja untuk menghasilkan jumlah output yang sama dari perusahaan domestik. Hal ini merupakan fenomena umum di negara berkembang, hal ini menunjukkan perusahaan domestik lebih menggunakan padat karya daripada asing seperti Indonesia. Sedangkan elastisitas output terhadap material pada perusahaan domestik lebih besar (0,5916) daripada perusahaan asing (0,5887). Serta elastiasitas output terhadap energi pada peruahaan domestik lebih kecil (0,1616) daripada perusahaan asing (0,17999).Untuk menghasilkan jumlah output yang sama, perusahaan asing menggunakan input material lebih sedikit tetapi menggunakan lebih banyak energi dibandingkan dengan perusahaan domestik.

Secara khusus tertarik pada estimasi koefisien limpahan horisontal dan vertikal dari fungsi inefisiensi. Sebagian besar studi dampak FDI hanya meneliti dampaknya limpahan horizontal dan vertikal untuk kinerja perusahaan dalam periode yang sama. Namun, penelitian ini tidak hanya mencakup variabel mereka saat ini tetapi juga lag variabel pada FDI. Hal ini dilakukan karena mengantisipasi kemungkinan dampak limpahan FDI yang tidak secara bersama-sama. Studi empiris ini membuktikan bahwa perusahaan asing lebih efisien daripada perusahaan domestik.hal ini ditunjukkan dengan adanya dampak positif dan langsung pada limpahan horizontal. Serta dampak dari forward spillover dan backward spillover tidak diturunkan secara langsung, akan tetapi akan terjadi pada periode selanjutnya.

Hasil estimasi menunjukkan adanya dampak positif terhadap horizontal spillover. Akan tetapi forward spillover dan backward spillover tidak diturunkan secara langsung melainkan dari periode selanjutnya. Adanya hasil pada lag forward spillover dan negatif pada lag backward spillover dapat dikatakan bahwa kehadiran FDI tidak sepenuhnya meningkatkan efisiensi perusahaan domestik. Sehingga perusahaan domestik kemungkinan masih mampu bersaing dengan perusahaan asing di pasar dan membeli barang perantara pada pasar hilir. Sehingga mampu membuat perusahaan domestik lebih sejahtera.

Temuan ini memiliki implikasi kebijakan untuk mempromosikan FDI. Namun, FDI ke dalam tidak mendukung sepenuhnya dan langsung industri manufaktur Indonesia. Pemerintah harus mempertimbangkan apakah kehadiran FDI memberikan manfaat bagi produsen dalam negeri. Dalam situasi di mana perusahaan multinasional menyebabkan potensi kerugian, pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus berhati-hati terhadap keberadaan perusahaan asing. Mereka harus memastikan bahwa dampak negatif dari FDI yang masuk tidak melebihi manfaat keseluruhannya. Namun demikian, di mana dampak positif dari FDI lebih besar daripada kerugiannya, pembuat kebijakan harus memiliki program untuk mempromosikan masuknya perusahaan multinasional ke Indonesia sebagai negara tuan rumah. Untuk mendukung program ini, pemerintah harus menyediakan reformasi kelembagaan seperti membangun infrastruktur modern, administrasi pemerintahan yang baik, mendukung dan memperkuat lembaga-lembaga untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Semua reformasi diharapkan untuk membangun lingkungan yang lebih kompetitif di seluruh perekonomian.

Penulis: Dyah Wulan Sari

Link terkait artikel di atas: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/1759-3441.12264

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).