Dukungan Keluarga Tingkatkan Pengendalian Tekanan Darah Tinggi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi hipertensi. (Sumber: alodokter)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah lebih dari atau sama dengan 130/80 mmHg. Tekanan darah tinggi banyak diderita oleh masyarakat, menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 972 juta penduduk dunia mengalami takanan darah tinggi dan diperkirakan meningkat sekitar 4 persen pada tahun 2025.

Meskipun ketersediaan obat tekanan darah tinggi sangat memadai, hanya 25 persen penderita tekanan darah tinggi memiliki tekanan darah yang terkontrol. Tekanan darah tinggi sebenarnya bisa dikendalikan melalui pengaturan makan, berhenti merokok, pengaturan berat badan, aktivitas dan olah raga yang teratur dan sesuai, manajemen stress serta kepatuhan mengkonsumsi obat sesuai yang dianjurkan oleh dokter.

Namun sayang sekali hanya sedikit penderita tekanan darah tinggi yang mampu patuh terhadap pengobatan tekanan darah tinggi, sehingga berdampak pada banyaknya penderita tekanan darah tinggi memiliki tekanan darah yang tidak terkontrol.

Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat berakibat beberapa komplikasi seperti stroke, penyakit jantung, kerusakan ginjal, kerusakan mata, dan komplikasi lain bisa dialami oleh penderita tekanan darah tinggi. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan juga meningkatkan kekambuhan dan perawatan di rumah sakit yang berulang.

Beberapa usaha sudah dilakukan oleh tenaga kesehatan di semua lini pelayanan kesehatan untuk membantu penderita tekanan darah tinggi mencapai tekanan darah yang terkontrol, dikatakan terkontrol apabila tekanan dari dibawah 120/80 mmHg. Usaha tersebut antara lain penyuluhan, pembentukan kelompok prolanis (program pengelolaan penyakit kronis), konsultasi, sampai dengan pendampingan oleh kader kesehatan, namun usaha ini belum berdamnpak optimal.

Masyarakat Indonesia memiliki keterikatan yang erat dengan anggota keluarganya. Keluarga bisa memberikan dukungan kepada orang yang menderita tekanan darah tinggi, bukan hanya dalam bentuk mengantar anggota keluarga yang sakit saat berobat ke fasilitas kesehatan, namun juga memberi dukungan cinta, perhatian, dan bantuan yang dibutuhkan oleh pasien.

Dukungan keluarga terbukti memiliki keterkaitan yang kuat dengan kepatuhan penderita hipertensi minum obat dan melakukan usaha pengendalian tekanan darah yang lain, dimana semakin baik dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada penderita hipertensi, semakin baik kepatuhan penderita. Selanjutnya, semakin baik kepatuhan penderita dalam melakukan usaha mengendalkikan tekanan darah, semakin terkontrol tekanan darah pasien. (*)

Penulis: Ninuk Dian Kurniawati

Informasi hasil riset dapat dibaca di http://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijphrd&volume=10&issue=8&article=515

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).