Kunjungan Diklat Sesdilu ke UNAIR Jawab Peluang dan Tantangan Ekonomi Global

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga menerima kunjungan diklat dari Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) angkatan 65 Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia pada Selasa (3/12/19) di Aula Amerta, Lantai 4, Kantor Manajemen Kampus C UNAIR. Pada kesempatan itu, sebuah tema bertajuk “Ekonomi Global di Era Disrupsi dan Revolusi Industri 4.0” menjadi pembahasan menarik di samping kondisi Indonesia sekarang ini.

Didasari oleh semakin nyatanya perubahan yang terjadi di era disrupsi dan revolusi industri 4.0 saat ini, baik secara global maupun domestik di Asia Tenggara terutama Indonesia. Hal tersebutlah yang melatar belakangi diskusi yang bertujuan untuk menjawab baik tantangan maupun peluang bagi permasalahan tersebut.

Mewakili Rektor UNAIR, Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin. selaku Wakil Rektor II UNAIR dalam sambutannya menyampaikan bahwa sekarang ini era disrupsi dan revolusi industri 4.0 memasuki kita sehingga mengalami perubahan yang sangat keras sekali. Perubahan dalam segala sektor, seperti gojek, grap, e-commerce, dan lainnya.

“Perusahaan yang dulunya bergerak di bidang pakaian mulai gulung tikar. Yang baru-baru ini pasar elektronik mulai sepi. Ini adalah suatu kemajuan yang orang-orang itu tidak memprediksikan,” ungkapnya.

Menurutnya, jika era seperti itu tidak disikapi dengan baik, maka perusahaan yang dulu baik-baik saja, sewaktu-waktu akan bangkrut. Dalam hal ini, solusi yang dibutuhkan adalah sebuah inovasi. Maka dari itu, Indonesia harus mampu mempersiapkan sumber daya manusia terutama lulusan universitas untuk siap mengahadapi era 2045 agar tidak menghadapi masa kehancuran.

Madyan juga mempertegas bahwa dalam menghadapi revolusi 4.0 UNAIR sudah mulai menciptakan pendidikan yang belum ada di Indonesia. Yakni, dengan dibukanya fakultas teknik seperti teknik rekayasa nanoteknologi, data sains atau big data, dan robotika. Ketiga program studi tersebut belum ada di Indonesia.

“Kita juga menarik talenta-talenta dari dosen untuk menaungi dan mengembangkan tiga bidang atau prodi itu. Yang mana akan menjawab bonus demografi  yang sekarang ini sedang marak terjadi,” ucapnya.

Hadir juga dalam acara tersebut Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Kapusdiklat) Kemenlu RI, Dr. Yaya G.H. Mulyana. Serta dua narasumber lain yakni M. Muttaqien, S.IP., MA., Ph.D.selaku Dosen Hubungan Internasional FiSIP UNAIR dan Dr. Miguel Angel Esquivias Padilla, IE., M.SE., selaku Dosen FEB UNAIR .

Muttaqien memaparkan bahwa tren perkembangan teknologi telah bergeser sehingga perusahaan teknologi digital merajai ekosistem dan ekonomi dunia.  Pergeseran nilai perusahaan pun juga terganti dengan sebuah data yang menjadi aset paling bernilai bagi perusahaan.

“Penguasaan teknologi informasi ini penting karena dia yang akan menggerakkan. Seperti digital society ini diciptakan untuk digital ekonomi,” paparnya.

“Dinamika yang terjadi di masyarakatlah yang bisa merefleksi peran disrupsi. Dan potensi ekonomi  itu sangat luar biasa dari digital ekonomi,” tambahnya.

Selain itu, dia juga menyebutkan bahwa tantangan dalam pengembangan ekonomi adalah pada digital skills tallent, hal ini dapat meliputi potensi sumberdaya dan pendidikan. Lalu, seperti halnya di Asia Tenggara sebuah konektivitas juga perlu diperhatikan, karena yang menjadi sebuah tantangan tidak hanya pada lingkup regional namun juga negara sekitar.

“Bisa melihat bahwa di skup ASEAN, kerjasama regional dalam mengembangkan teknologi sangat penting. Karena pasar di lingkungan ASEAN itu masih sangat luas,” katanya.

Oleh karena itu, perlu bagi seluruh sektor untuk menciptakan sebuah peluang dari semua tantangan. Seperti, universitas dapat menghasilkan sumberdaya manusia unggul yang produktif, efisien, kreatif, dan inovatif. (*)

Penulis : Ulfah Mu’amarotul Hikmah

Editor : Binti Q Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).