Kepatuhan Tatalaksana Bundle Sepsis 3 dan 6 jam Turunkan Nilai SOFA

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Sepsis merupakan komplikasi berbahaya akibat terjadinya peradangan di seluruh tubuh yang terjadi ketika seluruh tubuh bereaksi terhadap infeksi. Kondisi ini merupakan kondisi yang mengancam kehidupan pasien. Selain sepsis, kondisi yang sangat membahayakan yaitu Syok sepsis yang memiliki resiko tinggi terhadap kematian. Perbedaan yang mendasar antara sepsis dan syok sepsis adalah nilai MAP, dimana pada pasien syok sepsis memiliki nilai MAP (Mean Arterial Pressure) kurang dari 65 mmHg.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan tatalaksana bundle sepsis pada 3 dan 6 jam pertama di ruang resusitasi RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Tatalaksana bundle sepsis ini sesuai dengan Surviving Sepsis Campaign (SSC) tahun 2016 yang terdiri dari pengukuran laktat, kultur darah, pemberian antibiotic, resusitasi cairan kristaloid 30ml/kg/bb, dan pemberian vasopressor.

Nilai SOFA (Sepsis-related Organ Failure Assessment) digunakan untuk mendiagnosa pasien sepsis dan syok sepsis. Nilai SOFA ≥ 2 menunjukkan perkiraan 10% keseluruhan risiko kematian pada populasi diduga infeksi di rumah sakit umum. Semakin tinggi nilai SOFA maka semakin tinggi pula tingkat keparahan pasien. Dengan dilakukannya resusitasi 3 dan 6 jam pada pasien sepsis dan syok sepsis diharapkan dapat menurunkan keparahan komplikasi yang terjadi pada pasien.

Hasil riset kami menunjukkan bahwa tatalaksana bundle sepsis 3 dan 6 jam di ruang resusitasi RSUD Dr. Soetomo Surabaya dapat menurunkan nilai SOFA pada 48 jam setelah treatment. Penelitian dilakukan pada 32 pasien (24 laki – laki dan 8 perempuan) berusia antara 37 – 81 tahun yang berada di ruang resusitasi. Penyebab infeksi terbanyak adalah CAP (Community Acquired Pneumonia) dengan Staphylococcus aerus sebagai patoghen yang paling banyak menyebabkan CAP. Range nilai SOFA yaitu antara 2 – 17 dengan rata – rata 6.63±4.513.

Kepatuhan bundle sepsis keseluruhan adalah 46.88% dengan 15.62% mortalitas dalam 48 jam. Apabila dihitung kepatuhan masing – masing, kepatuhan bundle 3 jam sebesar 75% sedangkan kepatuhan bundle 6 jam yaitu 50%. Selain itu, persentase masing-masing komponen kepatuhan 3 jam antara lain, pengukuran laktat (96,8%), kultur darah (71,87%), pemberian antibiotic (93,75%), resusitasi cairan krystaloid (78,1%), dan pemberian vasopressor (68,75%). Persentase masing – masing komponen kepatuhan 6 jam antara lain, pemberian vasopressor (100%), Target ScvO2>70% (56.2%), pengukuran laktat (68,7%), control glukosa darah (100%) dan treatment steroid (66.67%).

Pada penelitian ini kami mendapatkan hasil bahwa sebesar 15 pasien (46.8%) mendapatkan komponen kepatuhan bundle sepsis pada jam ke 3 dan ke 6 secara keseluruhan, 11 pasien (34,37%) mendapatkan lebih dari 50% komponen kepatuhan dan 6 pasien (18,75%) mendapatkan kurang dari 50% kepatuhan bundle sepsis. Pada penelitian juga ditemukan sebesar 7 pasien memiliki nilai SOFA >11, lima diantaranya meninggal pada 48 jam pertama. Hal ini sesuai dengan penelitian Acharya, et al pada tahun 2007 yang menyatakan bahwa pasien dengan nilai SOFA >11 memiliki prediksi mortalitas sebesar 90%. Merujuk pada hal tersebut maka, mortalitas pasien bukan dikarenakan kepatuhan tatalaksanan bundle sepsis yang belum cukup baik, namun kondisi pasien saat tiba di RSUD Dr. Soetomo sudah buruk (ditandai dengan nilai SOFA>11).

Hasil uji T menggunakan SPSS menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai SOFA awal dengan nilai SOFA pada 48 jam setelah treatment. Hal ini menunjukkan bahwa dengan kepatuhan keseluruhan (3 jam dan 6 jam) sebesar 46.8% berpengaruh secara signifikan terhadap membaiknya kondisi pasien (ditandai dengan adanya penurunan nilai SOFA pada 48 jam pertaman setelah treatment).

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan tatalaksana bundle sepsis baik pada 3 jam dan 6 jam pertama, sangat diperlukan dalam penanganan pasien sepsis dan syok septik di ruang Resusitasi. Dengan kepatuhan bundle sepsis kurang dari 50% (46,8%) saja terbukti dapat berpengaruh pada membaiknya kondisi pasien. Apabila kepatuhan tatalaksana bundle sepsis ini meningkat atau membaik persentase nya maka akan memungkinkan dapat memperbaiki nilai SOFA pada pasien dengan nilai SOFA tinggi, dapat memperbaiki kerusakan pada multi-organ dan tentunya dapat menurunkan angka mortalitas khususnya pada pasien sepsis dan syok septik.

Penulis: Dr. Arie Utariani, dr., SpAn., KAP

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://criticalcareshock.org/2019/06/analysis-of-sepsis-and-septic-shock-3-and-6-hour-management-at-resuscitation-room-in-dr-soetomo-general-hospital/

Utariani A, Semedi BP, Anestesia R, Hamzah, Rahardjo E, Hanindito E. Analysis of Sepsis and Septic Shock 3- and 6- hour Management at Resuscitation Room in Dr. Soetomo General Hospital. Critical Care Shock. 2019 Jun; 22: 122-130.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).