Wujudkan Mimpi Anak Disabilitas, Mahasiswa FIB UNAIR Gagas Teknologi VR Dan AR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Akses pendidikan anak disabilitas di Indonesia saat ini tergolong masih belum ramah dan nyaman. Terutama anak dengan penyandang tuna rungu di Surabaya Barat yang masih sulit untuk mengakses pendidikan formal.

Permasalahan tersebut sedang diselesaikan oleh tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga dengan Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR). Tiga mahasiswa itu adalah Fitra Riyanto M. Yusuf Hidayat, dan Fitriana Haryanti.

Dalam acara SKI National Islamic Cultural Events 2019 (23/11/2019), mereka mampu menyampaikan gagasan dengan baik dan meraih juara I. Fitra Riyanto, sebagai ketua kelompok mengaku miris ketika melihat anak disabilitas kesulitan mengakses pendidikan.

“Saya termotivasi memberikan gagasan dengan harapan dapat membantu mereka mendapat informasi layaknya kita yang diberi rezeki lebih,” ungkapnya.

Fitra yang melakukan percobaan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Tunarungu Karya Mulya Surabaya mengungkapkan masih dijumpai fasilitas belajar yang kurang memadai. Terutama pembelajaran dan pengajaran huruf Hijaiyah atau huruf-huruf dasar yang menjadi permasalahan di sekolah tersebut.

Ia menjelaskan membuat media pembelajaran berbasis teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) untuk anak disabilitas dikombinasikan dengan bahasa isyarat. Hal tersebut dapat menjadi alternatif media pembelajaran bagi anak-anak tunarungu dalam memahami sebuah informasi.

“VR dan AR ini dapat digunakan anak-anak tunarungu yang dapat mereka terima ketika melihat suatu informasi,” Ujarnya.

Pemilihan VR dan AR yang digunakan Fitra dkk tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang sudah maju. Teknologi yang saat ini berkembang di Indonesia sudah saatnya ramah terhadap anak-anak disabilitas.

Penggunaan VR dan AR diakui Fitra mampu menambah semangat anak-anak disabilitas mendapat informasi di pendidikan formal. Kekurangan dalam fisik tidak menjadi penghalang karena gagasan yang ia ciptakan juga dapat diterapkan di gawai milik orang tua.

Fitra juga berharap adanya rekan yang juga membantu dirinya mengembangkan VR dan AR tersebut. Kesulitan seperti teknis dan peralatan yang mendukung juga dibutuhkan.

“Yang jelas kedepannya kami (Fitra dkk, Red) butuh bantuan teman-teman yang mau berpatisipasi demi mewujudkan mimpi anak-anak disabilitas,” pungkasnya.

Penulis: Aditya Novrian

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).