Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan tingkat kebuntingan di sapi Bali melalui penggunaan kombinasi eCG dari kuda betina bunting lokal dengan PGF2α. 45 sapi Bali disuntik dengan 25 mg PGF2α dua kali 11 hari terpisah dan dibagi menjadi 3 kelompok: tanpa eCG (Kontrol); eCG 400 IU Folligon (Intervet-Holland) (T1) dan eCG dari mare sera hamil lokal (T2). Setelah pencapaian estrus, AI dilakukan dan 60 hari kemudian kebuntingan dievaluasi menggunakan USG dua dimensi. Hasilnya menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan (p> 0,05) antara T1 dan T2 pada tingkat kebuntingan, tetapi keduanya secara signifikan lebih baik (p <0,05) daripada kontrol. eCG diperoleh dari kuda betina hamil lokal pada usia kebuntingan 50-90 hari dengan arang (30 mg / 100 mL) dengan kromatografi kolom Sephadex G100 dielusi dengan 0,05M NH4 HCO3. eCG dievaluasi untuk profil protein (berat molekul) dan absorpsi kepadatan optik dengan SDS-PAGE (Sodium Sulphate Deodecyl polyaclilamid gel elektroforesis) 12% dan sandwich ELISA (dengan antibodi monoclonal eCG dan dikonjugasikan dengan peroksidase, Biosci- ence, San Diego, AS) (Hermadi et al., 2018). 45 sapi Bali disuntik dengan 25 mg PGF2α dua kali 11 hari terpisah dan dibagi menjadi 3 kelompok: tanpa eCG (Kontrol); eCG 400 IU yang dipatenkan dari Folligon (Intervet-Holland) (T1) dan eCG dari mare sera hamil lokal (T2), jadwal waktu injeksi dapat dilihat pada Gambar I.
Pada saat estrus, AI dilakukan dan 60 hari pada kebuntingan. Tingkat dievaluasi menggunakan dua dimensi USG (Samik dan Savitri, 2019). 300ml Darah diambil dari vena jugularis pada hari ke-50, 70 dan 90 kebuntingan. Plasma dipisahkan dan larutan fenol ditambahkan dan disimpan dalam lemari es sampai ekstraksi eCG. Teknik pemurnian eCG serum meliputi presipitasi fraksinasi pH dengan asam metafosfat dan etanol absolut serta dialisis dengan kromatografi. Setelah isolasi dan pemurnian dengan kromatografi Sephadex G100, identifikasi profil protein dari serum kuda betina hamil lokal, dengan pita protein berat molekul, yang muncul pada SDS-PAGE 12% adalah 63, 43 dan 28 kDa Setelah disuntikkan dengan 25 mg PGF2α dua kali pada interval 11 hari dan pengobatan eCG dengan PGF2α kedua, hasil waktu estrus dan verifikasi kebuntingan setelah 60 hari.
Ekstrak eCG yang diperoleh dari serum kuda betina hamil lokal diberikan kepada sapi Bali pada dosis yang sama diberikan kepada sapi Bos indicus untuk meningkatkan tingkat kebuntingan Noqueira et al., 2014 menggunakan perawatan hormonal untuk meningkatkan kinerja reproduksi sapi potong anestesi di iklim tropis. Pemanfaatan eCG meningkatkan angka kebuntingan Bradford (26,7 – 34,6%), Nellore (38,9 – 45,7%) dan sapi Nellore persilangan (46,8- 59,1%) dengan dosis 400 IU eCG Bergamaschi et al. (2006 juga menyetujui bahwa estrus sapi telah meningkat dengan eCG. eCG termasuk dalam kelompok protein aspartat dengan kadar asam amino lebih dari 50% identik dengan pepsin, cathepsin D dan cathepsin E. Konsentrasi eCG dari kuda betina hamil) serum yang dianalisis oleh ELISA memiliki Optical Dencity (OD) pada kisaran 0,957 – 1,069 dalam sampel pada 400 IU / ml.Sebagaikesimpulanpemeriksaan sds- page eCG diperoleh dari berat molekul serum kuda bunting lokal = 63 kDa, 43 kDa dan 28 kDa. Peningkatan kehamilan sapi Bali melalui penggunaan kombinasi eCG dari kuda betina lokal dan PGF2α tidak berbeda secara signifikan (p> 0,05) dengan kombinasi eCG paten dan PGF2 yang mengkonfirmasikan efektivitas yang sama dari kebuntingan eCG foligon.
Penulis: Erma Safitri
JudulJurnal: Indian Veterinary Journal
Judul Artikel : IndianVet.J.,November2019,96(11):52–55. Improvement of Pregnancy Ratein Bali Cowswiththe Combination of Equine Chorionic Gonadotropine (eCG) from Local Pregnant Marewith PGF2α. Herry A. Hermadi, R.T.S. Adikara, Sunaryo H. Warsitoand ErmaSafitri1. Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga, Surabaya- 60115,Indonesia.(Received:June, 2019 237/19 Accepted: July, 2019)
Link:[ivj.org.in/users/members/viewarticles.aspx?Y=2019&I=794]
