Penggunaan Bahan Biologik dalam Pengobatan Rinitis Alergi dan Rinosinusitis Kronik pada Anak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Rinitis alergi (RA) dan rinosinusitis kronik (RSK) merupakan dua penyakit pada hidung yang berbeda, tetapi berkaitan. Di mana RA merupakan salah satu faktor risiko terjadinya RSK. Kedua penyakit RA dan RSK dapat mengenai dewasa maupun anak. Rinitis alergi merupakan keradangan selaput lendir hidung berbasis alergi (non-infeksi) yang ditandai bersin-bersin, pilek encer jernih, dan buntu hidung setelah terpapar allergen. Misalnya: debu, bulu binatang, serbuk sari bunga, dan lain-lain. Sedangkan RSK merupakan keradangan selaput lendir hidung dan sinus dengan penyebab multifaktor yang kompleks. Secara garis besar, RSK ditandai adanya keluhan buntu hidung, pilek berwarna (keruh, kekuningan, kehijauan), nyeri dan atau rasa penuh pada wajah, dan gangguan pada fungsi pembauan serta batuk khususnya pada anak.

Beberapa bahan obat telah digunakan dalam pengobatan RA dan RSK. Di antaranya, antihistamin, kortikosteroid, imunomodulator, larutan garam fisiologis, dan imunoterapi. Metode bedah sinus endoskopik fungsional (BSEF) diterapkan pada RSK sesuai indikasi, pada anak sangat terbatas.

Sebagian kasus RA dan RSK sulit ditangani, memberikan respons kurang atau tidak memuaskan terhadap pengobatan yang disebutkan di atas. Terkait pengobatan kasus sulit, akhir-akhir ini berkembang pola pengobatan yang tergolong baru, dikenal sebagai targeted therapy. Di mana mekanisme kerja obat spesifik pada target tertentu. Pola pengobatan ini dianggap lebih efektif, tetapi lebih mahal serta tingkat keamanan yang belum jelas. Karena itu, targeted therapy bukan digunakan sebagai pilihan pertama.

Bahan biologik merupakan salah satu jenis targeted therapy. Dalam kaitan RA dan RSK, termasuk pada anak, anti imunoglobulin E (anti IgE) dan anti interleukin-4, 5, dan 13 (anti IL-4, 5, dan 13) merupakan dua macam bahan biologik yang lazim digunakan sekalipun bersifat off label. Anti IgE dapat diberikan pada anak kurang dari dua belas tahun, sedangkan anti IL umumnya diberikan di atas dua belas tahun.

Muncul pertanyaan terkait apakah bahan biologik ini bersifat menyembuhkan secara permanen atau hanya sementara; tingkat keamanan yang belum jelas, bahkan beberapa efek samping bersifat serius. Dengan demikian penggunaan bahan-bahan biologik ini untuk kasus RA dan RSK pada anak perlu diputuskan secara cermat dan hati-hati. Penanganan utama RA dan RSK pada anak dikembalikan pada pilihan pertama, termasuk kortikosteroid topikal intranasal yang terbukti aman. (*)

Penulis: dr. Budi Sutikno, Sp.T.H.T.K.L.(K)

Divisi Rinologi

Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo, Surabaya

Tulisan di atas bagian dari jurnal berjudul Penggunaan Bahan Biologik Dalam Pengobatan Rinitis Alergi Dan Rinosinusitis Kronik Pada Anak yang dimuat dalam jurnal internasional berjudul: The use of biologics in children with allergic rhinitis and chronic rhinosinusitis: Current updates

Selengkapnya dapat dibuka di link jurnal berikut: The use of biologics in children with allergic rhinitis and chronic rhinosinusitis: Current updates

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).