Cegah Premarital Sex Melalui Norma dan Kontrol Perilaku Remaja

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Premarital sex atau melakukan hubungan seks sebelum menikah merupakan salah satu perilaku remaja yang bisa mengarah ke berbagai permasalahan remaja. Kehamilan tidak diinginkan, aborsi, infeksi menular seksual adalah beberapa contoh permasalahan remaja yang ada. Terdapat banyak artikel yang membahas tentang masalah kesehatan remaja yang mengungkapkan bahwa masalah remaja ini tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga terjadi di daerah pedesaan.

Persepsi bahwa kenakalan remaja karena pengaruh hidup di kota besar yang penuh dengan godaan tidak lagi menjadi sebuah kebenaran. Remaja yang tinggal di kota kecil juga mengalami godaan yang sama. Hal ini didukung dengan adanya berbagai macam informasi yang tersedia melalui berbagai media yang dengan mudahnya bisa diakses remaja.

Media seperti pedang bermata dua. Pada satu sisi media membantu remaja untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan. Pada sisi lain jika remaja tidak mampu menfilter informasi yang diterima maka bisa mengarah pada perilaku yang tidak diharapkan. Diharapkan norma positif yang dimiliki remaja dapat menjadi filter bagi mereka dalam mengambil keputusan yang tepat.

Norma merupakan sebuah aturan baik tertulis maupun tidak, yang menjadi acuan atau guideline bagi seseorang untuk berperilaku. Norma yang diajarkan keluarga sejak kecil mengalami tantangan jaman yang perkembangannya sudah semakin pesat. Norma perilaku dan tata cara untuk berhubungan dengan lawan jenis juga sudah mulai berubah. Perubahan ini sering tidak dirasakan oleh para orang tua dan guru yang menyebabkan label “remaja nakal” jika perilaku yang ditunjukkan remaja tidak sesuai harapan.

Norma saja tidak cukup untuk mengarahkan remaja ke perilaku yang diterima secara sosial. Kontrol perilaku menurut The Theory of Planned Behavior (TPB) dibentuk dari persepsi besarnya kontrol yang dimiliki dan juga seberapa besar kekuatan remaja untuk mengambil keputusan sendiri. Sehingga, kontrol perilaku juga merupakan hal yang penting dalam mengambil keputusan bagi para remaja. Remaja yang merasa tidak memiliki kontrol terhadap perilakunya akan cenderung “patuh” pada pengaruh teman disekitarnya. Pengaruh ini tidak selalu hal yang positif tetapi juga hal yang negatif.

The Theory of Planned Behavior (TPB) banyak digunakan untuk memahami perilaku yang terkait dengan sikap, norma dan kontrol. Ketiga hal tersebut menurut TPB menjadi determinan utama untuk memunculkan niat berperilaku. Hal ini yang menjadikan alasan TPB menjadi teori yang digunakan dalam memahami perilaku remaja untuk menghindarkan dirinya dari perilaku premarital sex.

Jawa timur menduduki ranking ketiga untuk kasus masalah remaja di Indonesia menurut Riskesdas 2013. Kontribusi tingginya kasus tersebut berasal berbagai daerah di jawa timur, salah satunya adalah trenggalek. Data menunjukkan peningkatan kasus permasalahan remaja yang meningkat seratus persen dari tahun 2012 (22 kasus) sampai tahun 2015 (46 kasus). Hal ini yang mendasari pemilihan lokasi trenggalek dalam artikel yang berjudul “Premarital Sex Behavior Among Adolescent: The Influence of Subjective Norms and Perceived Behavioral Control Toward Attitudes of High School Student”.

Artikel ini menggunakan TPB sebagai dasar membuat pertanyaan dalam mencari pengaruh norma remaja dan control perilaku mereka dalam mencegah perilaku premarital sex. Remaja yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah remaja SMA di trenggalek yang menjadi kelompok rentan dalam perilaku yang mengarah pada premarital sex.

Metode dalam penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan instrument kuesioner yang pertanyaannya diambil dari kuesioner standart TPB. Simple random technique digunakan dalam menentukan 75 total sample dalam penelitian ini. Seluruh responden diminta untuk mengisi semua pertanyaan dalam kuesioner standar TPB yang sudah digunakan di berbagai bahasa dan sudah terbukti mampu memprediksi niat berperilaku yang ditentukan oleh sikap, norma dan kontrol perilaku.

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi para pembuat kebijakan terutama yang berkaitan dengan kesehatan remaja. Para pengambil kebijakan dapat mengambil keputusan apakah program remaja untuk mencegah berbagai macam permasalahan kesehatan perlu mempertimbangkan norma dan kontrol perilaku dalam memunculkan niat remaja seperti yang diharapkan.

Hasil penelitian ini juga mampu menjadi wacana bagi para orang tua dalam mengambil sikap yang tepat terhadap anak mereka. Apakah “norma” yang selama ini diajarkan dalam keluarga menjadi sebuah kebenaran bagi para remaja yang cenderung “nakal’ karena ketidakberdayaan mereka dalam mengontrol perilakunya?

Penulis : Ira Nurmala, Ph.D

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan saya di Malaysian Journal of Medicine and Health Sciences Vol.15 No 3, Oct 2019 (eISSN 2636-9346) halaman 110-116 https://medic.upm.edu.my/upload/dokumen/2019100109024916_MJMHS_0442.pdf

Nurmala, I., Ahiyanasari, C. E., Wulandari, A., & Pertiwi, E. D. (2019). Premarital sex behavior among adolescent: The influence of subjective norms and perceived behavioral control toward attitudes of high school student. Malaysian Journal of Medicine and Health Sciences, 15(3), 110-116.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).