Pengaruh Omeprazole Terhadap Kualitas Hidup Penderita Gastro Esophageal Reflux Disease

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Gastro Esophageal Reflux Disease (GERD) merupakan gangguan isi perut (lambung) yang berulang kali naik ke kerongkongan hingga menyebabkan gejala dan komplikasi. Seiring berjalannya waktu, angka kejadian GERD meningkat, baik pada anak-anak maupun orang dewasa, hingga menyebabkan kualitas hidup memburuk. Karena itu, penelitian mengenai kualitas hidup penderita GERD penting dilakukan. Salah satunya dengan cara pemberian omeprazole.

Pada penderita GERD terdapat 15% memiliki keluhan harian dan 73% keluhan mingguan. Penderita dengan keluhan mingguan lebih sering cuti kerja sehingga berdampak pada kualitas hidupnya. GERD dapat memberikan dampak pada status ekonomi. Dibuktikan dengan pengeluaran terbesar pada biaya konsultasi dokter dan perawatan rumah sakit. Jumlah penderita GERD yang dirawat di rumah sakit meningkat sebesar 216% dari tahun 1998 hingga 2005. Kualitas hidup penderita GERD semakin menurun, baik secara fisik maupun psikologis.

Gejala yang dapat muncul seperti adanya gangguan tidur, nyeri dada, mengi, batuk malam hari, kesulitan menelan dan mual. Selain itu dapat menyebabkan depresi dan kecemasan. Penderita dengan gangguan tidur yang terkait kurangnya kualitas dan durasi akan menyebabkan gejala GERD yang lebih parah, bahkan dapat mengurangi respons terapeutik. Penderita GERD sebanyak 80-90% sering membeli obat sendiri di apotek dan salah satu obat tersebut adalah omeprazole. Obat ini diharapkan dapat mengurangi keluhan pada penderita. Namun, penderita dengan depresi dan kecemasan akan merespons buruk terhadap omeprazole.

Berdasar gambaran di atas, tim peneliti dari Divisi Gastroentero-Hepatology, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, berhasil memublikasikan hasil penelitiannya di salah satu jurnal Internasional terkemuka, yaitu New Armenian. Penelitian tersebut berfokus untuk mengetahui pengaruh dari pemberian Omeprazole untuk meningkatkan kualitas hidup penderita GERD.

Peneliti ingin menentukan seberapa kuat Omeprazole dalam meningkatkan kualitas hidup penderita GERD dengan meminimalkan keterlibatan faktor psikologis, sosial ekonomi, dan lingkungan. Peneliti menggunakan kuesioner World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) yang terdiri atas empat kelompok meliputi fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas hidup dengan validitas dan reliabilitas tinggi. WHOQOL tersedia dalam 40 bahasa atau lebih yang dapat diterapkan dalam lintas budaya yang sangat kuat sehingga mudah dan cocok untuk konteks budaya yang beragam seperti di negara Indonesia.

Terdapat 56 penderita GERD, tapi sejumlah 13 mengundurkan diri sehingga jumlah yang tersisa adalah 43 orang. Subyek yang memenuhi kriteria diberi penjelasan tentang tujuan atau manfaat dari pemeriksaan dan diminta untuk mengisi informed consent. Selanjutnya subyek yang memenuhi skor, dirawat dengan Omeprazole selama empat minggu. Subyek yang sebelumnya menerima Omeprazole akan dinetralkan selama 1 minggu dan diganti dengan Ranitidin atau Antasida sebelum diberikan Omeprazole. Empat minggu setelah pemberian Omeprazole, peneliti mengevaluasi kualitas hidup penderita.

Hasil penelitian ini ditemukan bahwa sebelum pemberian Omeprazole, sebagian besar subyek memiliki kualitas hidup dalam kategori biasa. Sementara setelah pemberian Omeprazole, jumlah subyek memiliki kualitas hidup yang buruk dan semakin menurun. Ini sangat berbeda dari hasil penelitian terdahulu yang melaporkan bahwa penderita di Asia kurang menanggapi Omeprazole dibandingkan penderita di negara Barat sehingga disarankan untuk mengevaluasi gejala gastrointestinal yang kurang parah. Penggunaan Omeprazole dalam penelitian ini tidak terjadi efek samping maupun komplikasi seperti diare, nyeri perut, sembelit, sakit kepala, dan adanya polip.

Fakta dari penelitian adalah pemberian Omeprazole 2 x 20 mg untuk 4 orang selama satu minggu hanya dapat meningkatkan persepsi kualitas hidup, tapi secara keseluruhan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian Omeprazole tidak meningkatkan kualitas hidup pada penderita GERD. Peneliti mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi kualitas hidup dengan kepuasan kesehatan. Di samping itu, peneliti mengungkapkan adanya keterbatasan penelitian yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian seperti kesulitan dalam memantau intervensi dan pemberian Omeprazole pada penderita unit rawat jalan dan banyak variabel perancu. (*)

Penulis: Prof. Iswan Abbas Nuss, MD.

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada artikel kami di New Armenian Medical Journal berikut

https://ysmu.am/website/documentation/files/0ec51328.pdf

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).