Tujuh Mahasiswa Asing Asal Myanmar Ikuti Student Inbound di S2 PSDM UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
SEBANYAK tujuh mahasiswa asing asal Myanmar saat berkunjung ke Perpustakaan UNAIR, Senin (25/11/2019). (Foto: Perpustakaan UNAIR)

UNAIR NEWS – Program Studi Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Universitas Airlangga tengah kedatangan tujuh mahasiswa asing yang berasal dari negeri seribu pagoda, Myanmar. Melalui program student inbound, Kyaw Zhin Phyo bersama enam rekannya berkesempatan untuk mempelajari kebudayaan Indonesia sekaligus merasakan perkuliahan selama tiga minggu lebih sejak Selasa (12/11) hingga Sabtu (7/12).

“Sejak tiba di Surabaya sampai dengan hari ini, kami sudah mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran yang berharga. Seperti halnya, saat kami mempelajari Bahasa Indonesia atau mengikuti sistem pembelajaran di sini. Kami sangat menikmatinya,” ungkap Phyo, sapaan Kyaw Zhin Phyo, ketika ditemui di Ruang 112, Pascasarjana UNAIR.

Ketujuh orang tersebut merupakan mahasiswa magister Program Studi Sastra Inggris dari dua perguruan tinggi yang berbeda di Myanmar, yakni Yadanabun University serta Mandalay University. Mereka adalah Kyaw Zin Phyo, Ye Mon Aung, Htet Wai Yan, Aung Thiha, Thiri Cho Cho, May Thet Khaing Zaw, dan Htet Yati Oo. Kedatangan mereka di Prodi Magister PSDM ini disambut baik oleh pimpinan sekolah pascasarjana beserta mahasiswa.

“Ada beberapa perbedaan yang kami rasakan selama mengikuti proses pembelajaran. Terutama pada fasilitas, ukuran kelas, kehidupan mahasiswa, hingga pengajar. Jika di Myanmar, ukuran kelasnya besar dengan mahasiswa yang berjumlah banyak. Begitu juga untuk fasilitas, di Indonesia lengkap. Namun, itu bukan penghalang bagi kami,” tegasnya.

Wakil Direktur I Pascasarjana UNAIR, Prof. Dr. Anwar Ma’ruf drh., M.Kes., turut memberikan tanggapannya terkait kedatangan tujuh mahasiswa asing itu. Tidak hanya mengikuti kuliah bersama mahasiswa magister PSDM, pihaknya juga mengirim Phyo dan enam rekannya untuk mempelajari Bahasa Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya serta Pusat Bahasa UNAIR. Bahkan, ada dua di antara mereka yang tertarik melanjutkan kuliah di sini.

“Nantinya, ketika kembali ke tempat asal, kami berharap agar mereka bisa menceritakan pengalamannya kepada teman-teman di sana. Di samping itu, kami ingin kelak terdapat kolaborasi antara mahasiswa UNAIR dengan mahasiswa Myanmar baik dalam hal riset maupun publikasi. Oleh karena itu, kami berupaya membangun hubungan baik,” ujarnya.

Prof. Anwar membeberkan, pihaknya juga akan berkunjung ke Myanmar untuk mengadakan seleksi bagi mahasiswa asing yang berminat bersekolah di Pascasarjana UNAIR melalui fasilitas beasiswa Airlangga Development Scholarship (ADS). Ia pun menambahkan, sudah ada dua mahasiswa Myanmar yang melaksanakan studi di sini. (*)

Penulis : Nabila Amelia

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).