Pakar FISIP UNAIR Ulas Polemik Pendidikan Gratis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – Keberadaan pendidikan gratis bagi masyarakat miskin adalah kewajiban moral dan konstitusional. Marhaeni Mega Wijayanti Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik mengungkapkan bahwa pendidikan gratis itu merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mempercepat pembangunan nasional. Partisipasi dalam pendidikan tersebut dapat menjamin berjalannya kegiatan ekonomi dan memberikan keuntungan ekonomi dalam jangka panjang.

“Program pendidikan gratis bagi sektor publik adalah strategi pembangunan sekaligus kewajiban moral negara,” ungkapnya.

Namun, faktanya studi lokal menunjukkan adanya ketidakadilan yang terus bertahan meski pendidikan gratis telah dijalankan. Misalnya di Mesir, pemerintahnya  telah menjalankan pendidikan gratis hingga terjadi peningkatan Angka Partisipasi Sekolah (APS), namun program itu tidak menentukan kesuksesan anak dalam bersekolah karena dependen dengan kondisi sosial-ekonomi keluarganya.

“Beban pengeluaran keluarga di bidang pendidikan gratis masih ada, yakni meliputi pelengkap pembelajaran dan les privat,”ujarnya.

Marhaeni mengatakan bahwa keberadaan pendidikan gratis, alih-alih memperjuangkan hak-hak dasar untuk meraih keadilan, justru mempertahankan ketidakadilan dengan cara mengulangi (perpretuate) anak-anak kelas bawah sebagai kelas yang didominasi (yakni kelas pekerja).

“Ada tiga elemen penting dalam pendidikan gratis, yaitu resistensi palsu, pembentukan relasi ekonomi dengan kelas dominan, dan normalisasi individual untuk mendukung kapitalisme melalui kurikulum,” paparnya.

Meskipun pendidikan gratis berhubungan erat dengan masyarakat kapitalisme di luarnya, sambungnya, pendidikan itu justru menstrukturkan pembelajaran untuk mendukung dan mempertahankan dominasi kelas melalui pendisiplinan. Sehingga hal ini berbeda dengan konsep pendidikan gratis sebagai hal yang baik, memperjuangkan hak-hak dasar manusia, dan penting bagi pembangunan nasional.

“Pendidikan gratis perlu dipahami sebagai praktik yang bias kelas dan mempertahankan dominasi kelas,” paparnya.

Penulis: Khefti Al Mawalia

Editor: Nuri Hermawan

Referensi:

https://e-journal.unair.ac.id/MKP/article/view/14085

Marhaeni Mega Wijayanti, Tuti Budirahayu, Novri Susan. 2019. Free Education as Superstructure: Phenomenological Study of Free Private Education. Jurnal Masyarakat Kebudayaacn dan Politik.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).