Dokter UNAIR Gunakan Metode Diagnostik untuk Keberhasilan Eradikasi Leprosi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – “Penggunaan kertas filter dan NDO-LID-1 berguna untuk pemeriksaan lebih lanjut, terutama dengan jumlah basil rendah atau kontak dengan pasien leprosi.” Itulah petikan hasil riset yang dilakukan oleh Dr. M. Yulianto Listiawan , SpKK(K), FINSDV, FAADV., tentang Metode Diagnostik Menggunakan Darah pada Kertas Saring.

Sebelumnya, dalam paparan risetnya, ia menjelaskan bahwa komitmen kuat pemerintah, pengobatan multidrugs, dan usaha lainnya menghasilkan perkembangan signifikan pada eliminasi leprosi, namun kasus baru terus muncul. Menurutnya, Indonesia tetap menjadi satu dari tiga negara bersama India dan Brazil yang dilaporkan lebih 10.000 kasus baru di 2016.

“Leprosi adalah penyakit infeksi kronis, prevalensinya pada populasi anak menunjukkan transmisi berkelanjutan dari dewasa dan kurangnya kontrol penyakit dari sistem kesahatan,” jelasnya.

Keadaan tersebut, sambungnya, menunjukkan kebutuhan untuk terus mengembangkan metode yang akurat, dapat dilakukan dengan mudah untuk pasien umur berapapun, dapat dilakukan dimana saja, dan dapat memprediksi perkembangan leprosi di individu asimtomatik yang rentan. Berdasarkan pedoman nasional, ungkapnya, diagnosis leprosi di Indonesia masih berdasar dari keluhan dan gejala klinis.

“Metode ini tidak efisien dan dapat menyebabkan keterlambatan diagnosis dikarenakan keluhan dan gejala yang jelas biasanya hanya tampak pada penyakit yang sudah lanjut,” tuturnya.

Selanjutnya, ia mengatakan bahwa pemeriksaan serologis untuk diagnosis leprosi adalah salah satu alat yang dapat mendiagnosis bahkan memprediksi adanya Mycobacterium leprae. Baik pada pasien dengan leprosi klinis atau HHC yang rentan dan terinfeksi namun belum menunjukkan gejala atau keluhan.  Penelitian lebih lanjut, jelasnya, juga menemukan bahwa konjugasi dari epitope LID-1 dan PGL-1 di ELISA dapat meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan diagnostik.

“Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas penggunaan sampel darah kapiler pada kertas filter untuk deteksi kepositifan antibodi IgG untuk antigen NDO-LID1 pada HHC asimtomatik,” tandasnya.

Pada akhir, ia mengatakan bahwapenelitiaan yang dilakukan, mengevaluasi efektivitas penggunaan darah kapiler dan kertas saring sebagai sampel untuk pemeriksaan diagnostik atau deteksi awal. Prosedur itu, sambungnya, nyaman untuk pasien dan mudah dikirimkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas rujukan.

“Harapannya penelitian dengan desain yang lebih baik di masa depan dan sistem rujukan yang lebih baik dan metode diagnostik dapat ditegakkanya untuk keberhasilan eradikasi leprosi,” pungkasnya.

Penulis: Nuri Hermawan

Editor: Khefti Al Mawalia

Referensi:

https://www.researchgate.net/publication/332297635_A_simpler_diagnostic_method_using_blood_collection_on_filter_paper_to_determine_anti-natural_octyl_disaccharide-leprosy_infectious_disease_research_institute_diagnostic_in_household_contacts_of_lepros

Meva Nareza Trianita, Bayu Bijaksana Rumondor,
Anisha Callista Prakoeswa, Iswahyudi, Dinar Adriaty,
Bagus Haryo Kusumaputra,
Muhamad Yulianto Listiawan,
Indropo Agusni, Shinzo Izumi, Malcolm Duthie (2019). A simpler diagnostic method using blood collection on filter paper to determine anti-natural octyl disaccharide-leprosy infectious disease research institute diagnostic in household contacts of leprosy patients. Dermatology Reports, 11(s1): 8048.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).