Pakar UNAIR: Kurangnya Asupan Zat Besi Berakibat Munculnya Anemia pada Ibu Hamil

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – Kekurangan zat besi atau anemia pada wanita hamil merupakan masalah gizi utama di dunia. Menurut Riskesdas tahun 2018, terdapat 48,9 persen wanita hamil mengalami anemia. Dilatarbelakangi dengan permasalahan tersebut, Mira Triharini, S.Kep., M.Kep , dosen Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga bersama tim meneliti tentang asupan zat besi pada ibu hamil dapat meningkatkan anemia.

Menurutnya, anemia pada ibu hamil dapat berdampak buruk pada ibu dan janinnya. Hal itu  mengakibatkan kelahiran prematur dan berat lahir rendah. Komitmen ibu hamil untuk meningkatkan kepatuhan terhadap suplementasi zat besi dan makan makanan kaya zat besi dapat mencegah anemia defisiensi besi. Sehingga perlu adanya pencegahan melalui pemberian tablet suplemen zat besi, edukasi tentang kemungkinan bahaya anemia, dan mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan zat besi tinggi.

“Kebutuhan zat besi selama hamil mengalami peningkatan, dimana ibu hamil harus secara teratur mengonsumsi suplemen zat besi. Hal itu meliputi makanan bergizi yang dapat mencegah anemia, yaitu karbohidrat, protein dan vitamin C,” ujarnya.

Selain itu, ungkap Mira, gizi yang tidak tercukupi dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh mitos tentang makanan. Misalnya, pembatasan makanan selama kehamilan dengan membatasi jenis makanan yang mereka makan. Sehingga dalam hal ini dibutuhkan adanya pendidikan kesehatan dan konseling untuk wanita selama kehamilan.  

Pendidikan kesehatan berguna untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya tingkat nutrisi yang sesuai selama kehamilan,” tuturnya.

Selalama ini, asupan suplemen zat besi secara teratur merupakan upaya penting dalam mencegah anemia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, lanjutnya, menganjurkan ibu hamil perlu mengkonsumsi tablet zat besi minimal 90 tablet, namun hanya 61,9 persen wanita hamil yang mengkonsumsi setidaknya 90 suplemen zat besi selama kehamilan. Ketidakpatuhan terhadap konsumsi suplemen zat besi disebabkan oleh efek samping yang dirasakan.

“Suplemen zat besi umumnya dikaitkan dengan sembelit, mual, muntah, dan diare. Namun dalam mengonsumsi suplemen ini juga perlu berhati-hati karena dapat menimbulkan efek samping seperti kebosanan dan kelupaan,” paparnya.

Selain adanya anjuran dari tenaga kesehatan, sambungnya, dukungan dari keluarga sangat penting diberikan karena selama masa kehamilan, ibu akan mengalami perubahan fisik dan psikologis. Sehingga dalam pendidikan kesehatan diharapkan adanya pelibatan anggota keluarga untuk memberikan pemahaman akan pentingnya suplemen zat besi dan memberikan dukungan pada ibu hamil. (*)

Penulis: Khefti Al Mawalia

Editor: Nuri Hermawan

Referensi:

https://www.researchgate.net/publication/336063291_Commitment_for_Anaemia_Prevention_is_Associated_with_Adherence_to_Iron_Supplementation_and_Iron_Intake_Among_Pregnant_Women

Mira Triharini, Mira Triharini. 2019. Commitment for Anaemia Prevention is Associated with Adherence to Iron Supplementation and Iron Intake Among Pregnant Women. Indian Journal of Public Health Research and Development 10(8):2719.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).