Pakar: Inilah Pengalaman Perawat Indonesia sebagai Care-Giver di Taiwan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – “Krisis tenaga perawat di negara maju seperti Taiwan menjadi salah satu daya tarik bagi tenaga perawat di Indonesia untuk bekerja di luar negeri dan berharap mendapatkan penghidupan yang lebih menjanjikan dibandingkan jika bekerja di negeri sendiri.” Itulah pernyataan pembuka dari riset  Setho Hadisuyatmana, M.NS.

Dalam paparan pembuka, ia mengatakan bahwa Badan Kesehatan Dunia atau WHO telah menetapkan peraturan rekrutmen migran sebagai tenaga kerja kesehatan melalui WHO Global Code of Practice (WHO, 2010). Hal itu, jelasnya, sebagai upaya mereduksi kemungkinan fenomena brain drain dan brain waste di negara asal migran dengan mengharuskan perekrutan berdasarkan kontrak kerja dalam waktu terbatas.

Lebih lanjut, sambungnya, kode tersebut juga menjadi panduan untuk perlindungan kesejahteraan migran kesehatan di negara tujuan. Data Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia terakhir,  menunjukkan bahwa Taiwan menjadi tujuan paling popular bagi perawat Indonesia.

“Setidaknya tercatat 190.587 perawat sebagai migran di Taiwan pada akhir 2017. Angka ini mengangkat Indonesia sebagai penyumbang tenaga perawat migran terbesar di Taiwan. Sayangnya, lebih dari 75% di antaranya dipekerjakan sektor informal yang lebih rendah dari kualifikasi mereka di tanah air, sebagai Ners,” ungkapnya.

Selanjutnya, ia juga mengatakan bahwa tidak banyak yang mengulas pengalaman hidup perawat yang berpindah kerja ke Taiwan menjadi seorang Care-giver. Menurutnya, Care-giver asing telah menjadi bagian penting bagi pelayanan kesehatan dalam industri perawatan jangka panjang bagi kelompok lanjut usia di Taiwan.

“Meski, informasi tentang pengalaman hidup mereka sebagai penyedia jasa masih sangat minimal. Beberapa studi yang lalu telah mengeksplorasi motivasi mereka dalam mengejar pekerjaan sebagai pekerja perawatan di Taiwan,” jelasnya.

Pada akhir, ia menjelaskan bahwa temuan dalam penelitian yang ia lakukan bersama tim mengungkap tantangan yang dihadapi oleh perawat Indonesia yang bekerja di Taiwan. Perawat yang berniat bekerja di luar negeri, jelasnya, harus memahami terminologi lowongan yang disampaikan.

“Karenanya, studi ini merekomendasikan peninjauan kembali kebijakan migrasi perawat ke Taiwan di masa depan. Taiwan, sebagai negara penerima, harus memainkan peran yang lebih positif dalam mempromosikan dan mendorong good governance oleh agen perekrutan tenaga migran sesuai dengan kode global WHO,” pungkasnya.

Penulis: Nuri Hermawan

Editor: Khefti Al Mawalia

Referensi:

https://journals.lww.com/jnrtwna/Abstract/latest/The_Lived_Experiences_of_Indonesian_Nurses_Who.99761.aspx

Nursalam, N., Ching-Min, C. H. E. N., Efendi F., Hidayati L., & Hadisuyatmana, S. 2019. The Lived Experiences of Indonesian Nurses Who Worked as Care Workers in Taiwan. Journal of Nursing

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).