BEM FISIP Tanamkan Toleransi Kepada Anak Jalanan dengan Mendongeng di Makam Rangkah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Kementerian Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BEM FISIP) mengadakan Gathering with Street Children yang dilaksanakan, pada Minggu (17/11/2019) di Makam Umum Rangkah, Tambakrjo, Simokerto, Surabaya.

“Tujuannya membantu adik-adik jalanan mendapatkan edukasi secara informal, yang mana lebih terfokus untuk menanamkan nilai-nilai dalam kehidupan seperti cinta tanah air, kesopanan, kebersamaan dan yang utama yakni tolerasi,” ujar Selvi Della salah satu staf Kementerian Pengmas.

Kagiatan tersebut diikuti oleh 30 anak jalanan, 10 relawa, dan 14 orang dari Kementerian Pengmas. Selain itu kegiatan tersebut menggandeng salah satu komunitas yang telah lama bergerak dalam bidang perbaikan pendidikan anak-anak jalanan yakni Natha Aruna.

“Kerja sama yang kami lakukan adalah bentuk Kepedulian BEM FISIP terhadap pendidikan anak-anak jalanan di Surabaya. Selain itu kami menggunakan media dongeng sebagai pengantar agar mudah dipahami anak-anak,” tambahnya.

Della mengatakan kegiatan itu diselenggarakan setiap tahun oleh BEM FISIP dengan kemasan yang berbeda agar anak-anak tidak bosan mengikutinya. Toleransi dipilih menjadi topik utama yang diangkat karena saat ini Indonesia mulai darurat intoleransi. Sehingga harapannya dalam kegiatan kali ini adik-adik dapat mengenal dan mengimplementasikan tolerasi dari aspek yang paling sederhana.

“Apalagi kegiatan itu diikuti oleh anak jalanan yang notabene lebih sedikit mendapat porsi pendidikan formal, sehingga kami ingin memberikan pendidikan yang bermakna toleransi kepada mereka,” tutur Della.

Makna dari kata “Gather” sendiri tidak hanya diartikan secara harfiah berkumpul dengan anak-anak jalanan melainkan memberikan sebuah edukasi tentang nilai-nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari terlepas dari pelajaran yang di dapat di bangku sekolah. Pengmas BEM FISIP pernah mengadakan acara serupa dengan anak-anak namun membawakan materi yang berbeda yakni Belajar Budaya Nusantara.

“Kami membuat peraga wayang dalam bentuk katrun dengan tokoh Upin Ipin dan lima tokoh agama dengan rumah ibadah mereka masiang-masing. sehingga menarik dan alur ceritanya mudah dipahami anak-anak. Selain itu kami juga mengajak mereka untuk menggabar cita-cita agar anak jalanan tidak takut untuk bermimpi,” pungkasnya. (*)

Penulis: Rissa Ayu F

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).