Hubungan antara Antibodi Darah Vena dan Darah Kapiler

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi aladokter com

Kusta adalah penyakit kronis dan infeksius disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Data di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, terdapat 713 (6.49%) pasien kusta baru dari total 10,970 pasien kusta di Poli Rawat Jalan tahun 2011-2015. Kegagalan eliminasi kusta disebabkan kegagalan pemutusan rantai penularan. Antibodi Ig M anti PGL-1 secara tidak langsung menunjukkan adanya M. leprae pada individu, yang dapat menandakan subklinis dan kusta. 

Tes serologi sering diambil dari sampel serum darah vena cubiti. Metode pengambilan darah yang lebih praktis yaitu menggunakan kertas saring. Menurut Prakoeswa tahun 2013, 6% kusta subklinis dengan titer Ig M anti PGL-1 tinggi bermanifestasi menjadi kusta dalam waktu 4 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas Ig M anti PGL-1 dari darah kapiler menggunakan kertas saring dengan serum darah vena cubiti pada narakontak.

Desain studi cross-sectional analitik observasional. Sampel yaitu narakontak dari pasien kusta multibasiler di Poli Rawat Jalan, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel 10 μL darah kapiler di ujung jari diambil dengan tabung mikro kapiler yang mengandung heparin. Darah diresapkan pada kertas saring kromatografi Whatman dan dikeringkan pada suhu kamar, beri label dan dimasukkan kantong plastik. Setelah itu, dimasukkan ke dalam tabung eppendorf, ditambah 900 μl buffer dilusi dan disaring selama 2 jam, diikuti oleh Vortex selama 5 menit untuk melarutkan serum. Pengenceran 1:300 dengan buffer pengenceran selanjutnya disimpan pada suhu 2-10°C. 2 cc sampel darah diambil dari vena cubiti dari narakontak pasien kusta, sentrifus, serum diambil, diawetkan, disimpan pada suhu 2-10°C. Reaksi pewarnaan dibaca dengan spektrofotometer dengan unit Optical Density (OD) 492 nm. Data lebih lanjut disimpan dan diproses dengan program Biolyse/X.

Hasil 17 pemeriksaan ELISA rata-rata level Ig M anti PGL-1 dari sampel darah kapiler pada kertas saring adalah 163.31± 126.16; sedangkan rerata kadar Ig M anti PGL-1 dari sampel serum vena cubiti adalah 473.16±411.26. Ada perbedaan signifikan antara sampel kapiler dan vena cubiti (p=0,006). Kadar Ig M anti-PGL-1 dalam sampel darah kapiler pada kertas saring lebih rendah dari sampel darah vena cubiti.

Narakontak penentu penting pemutusan rantai penularan kusta karena kusta subkilinis berpotensi menjadi sumber penularan. Penelitian ini menunjukkan pada narakontak pasien kusta, Ig M anti PGL-1 pada kertas saring secara signifikan lebih rendah dari jumlah Ig M anti-PGL-1. Penggunaan kertas saring dari kapiler ujung jari untuk menggantikan darah vena menunjukkan korelasi yang kuat dengan koefisien korelasi 0.941.

Penelitian ini mendeteksi kusta subklinis dengan menggunakan pemeriksaan sampel darah kapiler ujung jari pada kertas saring karena hasil yang baik, relatif murah dengan metode yang lebih sederhana dari sampel darah vena cubiti. Ini dapat memfasilitasi skrining serologis di lapangan untuk mendeteksi kusta subklinis terutama pada narakontak, diagnosis dini, pemantauan hasil pengobatan, identifikasi kekambuhan dan reaksi.

Penulis: Medhi Denisa Alinda

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.pagepress.org/journals/index.php/dr/article/view/8057

Anisha Calista Prakoeswa, Bayu Bijaksana Rumondor, Meva Nareza Trianita, Iswahyudi, Fatma Rosida, Linda Astari, M. Yulianto Listiawan, Indropo Agusni, Shinzo Izumi, Medhi Denisa Alinda (2019). The Correlation of Ig M Anti PGL-1 Antibody between Blood Veins and Dryed Capillary Blood on Filter Papers in House-Hold Contact of Leprosy Patient. Dermatology Reports, 11(s1):8057; https://doi.org/10.4081/dr.2019.8057

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).