Pakar: Benarkah Ikan Guppy Dapat Digunakan sebagai Bioindikator?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Feri Fenoria R

UNAIR NEWS – Dalam kesempatan mengulas hasil riset tentang Ikan Guppy, Dr. Sucipto Hariyanto, DEA., mengatakan bahwa penelitian tentang perbedaan variasi genotip ikan guppy antar populasi belum pernah dilakukan di Indonesia. Beberapa penelitian, jelasnya, pernah dilakukan dengan mengulas tentang pemanfaatan guppy sebagai pengendali nyamuk dan sebagai bioindikator limbah cair batik.

Tidak hanya itu, ia juga menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversitas di dunia. Kekayaan biodiversitas fauna yang dimiliki oleh Indonesia salah satunya adalah ikan air tawar yang menempati urutan ketiga setelah Brazil dan Kolombia. Sayangnya, sambung Sucipto, sebagian besar ikan air tawar Indonesia belum dicatatkan di bank gen (Genbank, red).

“Untuk hal tersebut, penting bagi peneliti menyelesaikan inventarisasi dan mencatatkan kekayaan fauna Indonesia di bank gen,” jelasnya.

Selanjutnya, Sucipto menjelaskan bahwa ikan guppy termasuk jenis ikan yang mudah beradaptasi dan memiliki toleransi tinggi terhadap rentang temperatur dan salinitas. Bahkan terhadap perairan tercemar sekalipun, dan menjadi salah satu spesies terakhir yang dapat bertahan di daerah tercemar berat.

“Toleransi ini, membuat ikan guppy menjadi pilihan dalam studi toksikologi. Selain itu ikan guppy juga ditemukan dibeberapa habitat seperti danau dan selokan pada ketinggian tendah hingga daerah pengunungan yang tinggi,” ungkapnya.

Dalam risetnya, Sucipto juga mengulas mengenai variasi genetik ikan guppy. Menurutnya, variasi genetik adalah tingkat perbedaan gen antar spesies atau antar populasi yang menunjukkan hubungan genetik. Hubungan genetik antar populasi yang telah dikaji pada berbagai spesies ikan yang berbeda memiliki makna evolusi yang besar berkaitan dengan adaptasi lokal, perubahan mikroevolusi dan pengaturan keanekaragaman genetik.

“Perubahan warna pada guppy merupakan upaya melindungi diri terutama dari ancaman predator, begitu juga dengan keanekaragaman genetik dapat mempengaruhi kemampuan spesies untuk merespon perubahan lingkungan agar dapat bertahan hidup,” tutur Sucipto.

Pada akhir, perihal riset yang dilakukan, ia mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasi untuk mengetahui variasi genotip guppy di ketingian yang berbeda di Jawa Timur. Hal itu, sambungnya, sebagai penelitian dasar untuk dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya.

Penulis: Nuri Hermawan

Referensi:

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/biosaintifika/article/view/20222/9554


Sucipto Hariyanto, Hasan Adro’i, Mahrus Ali, Bambang Irawan. 2019. DNA Barcoding: A Study of Guppy Fish (Poecilia reticulata) in East Java, Indonesia. Journal of Biology & Biology Education, Biosaintifika 11 (2) (2019) 272-278.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).