Gagasan “SIGAP” Mahasiswa UNAIR Banyuwangi Harumkan Almamater di Kancah Nasional

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Pemberian piala dan sertifikat juara. )Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Mahasiswa PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi kembali torehkan prestasi dan mengharumkan nama almamater di kancah Nasional. Prestasi kali ini ditorehkan oleh Dewi Masluqiyah dan Nadia Visa Gola mahasiswa semester 5 dari Program Studi (Prodi) Akuntansi. Melalui gagasan aplikasi SIGAP, mereka mendapat juara 2 dalam ajang Formasi Law Fair Essay Competitiondengan tema “Aksesibilitas Hukum dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0” yang digelar oleh Fakultas Hukum Universitas Mataram di Nusa Tenggara Barat, awal bulan lalu.

Ditemui UNAIR NEWS, Dewi Masluqiyah menjelaskan bahwa gagasan bernama “SIGAP” merupakan kepanjangan dari Sistem Informasi Gerakan Anti Pelecehan yang berfungsi sebagai tempat pengaduan korban kejahatan sosial. Hal yang melatarbelakangi gagasan tersebut,karena maraknya kejahatan seksual di masyarakat dan perlunya perhatian bagi korbannya.

“Yang melatarbelakangi gagasan kami yaitu kami melihat banyak sekali kasus-kasus kejahatan seksual di masyarakat yang bahkan kadang pelakunya adalah keluarga dekatnya sendiri. Sedangkan korbannya butuh diperhatikan karena terkadang mereka takut dan malu untuk mengadu ke keluarganya dan takut, merasa terancam, untuk melaporkan ke pihak yang berwajib,” terangnya

Selain itu, tambahnya, keunggulan dari SIGAP yaitu adanya sistem pemantauan proses penanganan kasus dan penanganan konseling sesuai jenis aduan. Menurutnya, keunggulan dari aplikasi itu yaitu korban pelecehan seksual bisa melaporkan hal yang dialami dimanapun dan kapanpun, hanya dengan menggenggam satu smartphone. Mereka (korban, red), imbuhnya, dapat memantau sejauh mana kasusnya di proses.

“Keunggulan lainnya yaitu mereka dapat melakukan konseling dan ditangani oleh pihak yang sesuai dengan aduannya, misal tanya tentang proses hukumnya maka yang menjawab adalah polisi dan jika ingin mengobati trauma maka yang menjawab psikolog,” tambahnya.

Pada akhir, mahasiswa yang biasa dipanggil Adel itu mengungkapkan perasaan setelah mengikuti kegiatan dan mendapat juara tersebut.

“Tidak menyesal mengikuti kegiatan ini, meskipun awalnya risau terkait dana untuk berangkat tapi alhamdulillah bisa juara 2, bisa ganti pengeluaran, bisa kenal orang baru dan kami bisa field trip ke Desa Sade, pantai kuta mandalika dan bukit merese,” pungkasnya.

Penulis: Rista Novianti

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).