Ahli Kaji tentang Politik Organisasi dan Perilaku Pegawai

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Feri Fenoria R

UNAIR NEWS – Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR Dr. Praptini Yulianti, SE, Msi., melakukan riset tentang politik organisasi dan OCB. Menurutnya, OCB dapat dalam  bentuk voice behaviour atau penyampaian ide-ide untuk memecahkan permasalahan. Akan tetapi, tandasnya, voice behavior dapat membuat pimpinan  merespon negatif karyawan yang melakukan voice behavior.

Selanjutnya, Praptini mengulas beberapa hal mengenai karyawan melakukan OCB. Pertama, social exchange theory diartikan ketika tindakan atau perilaku seseorang bergantung pada perlakuan yang diberikan oleh orang lain. Kedua, sambungnya, impression management theory yang menjelaskan bahwa karyawan melakukan OCB karena ingin dinilai baik oleh orang lain.  

“Salah satu lingkungan kerja yang mempengaruhi OCB adalah politik organisasi,” tandasnya.

Politik organisasi, jelasnya, merupakan fenomena yang secara alami terjadi dalam organisasi. Meskipun demikian, praktik politik sering menciptakan ketidakadilan dan ketidakpastian memahami lingkungan organisasi sehingga sering dipersepsikan negatif oleh anggota organisasi atau sering disebut dengan Perceived Organizational Politics (POP).

“POP merupakan interpretasi subjektif pegawai terhadap praktik politik di lingkungan organisasi bahwa OP dipersepsikan sebagai perilaku negatif seperti rendahnya job attitude, unsatisfaction, unjusticedanself serving,” ujarnya.

Selanjutnya, Praptini juga menjelaskan bahwa POP menimbulkan dampak psikologis yang mendasari pegawai akan menghindar, diam atau terlibat dalam praktik politik. Praktik POP yang tinggi, jelasnya, membuat pegawai terpengaruh untuk ikut terlibat. Beberapa literatur menyatakan bahwa politik organisasi dapat merangsang pegawai untuk mencari kontrol, pengakuan, kekuasaan, status, dan kesuksesan.

“Karena politik organisasi menghasilkan distribusi sumber daya yang tidak adil dan tidak dapat diprediksi, individu pasif lebih mungkin dieksploitasi atau menderita kerugian. Oleh karena itu, pegawai perlu secara aktif memperjuangkan sumber daya atau berusaha untuk mendapatkan perlakuan yang adil,” paparnya.

  Pada akhir, Praptini menegaskan bahwa melalui penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, menunjukkan bahwa POP berpengaruh positif terhadap OCB. POP, sambungnya, berpengaruh terhadap OCB melalui careerism.

“Karena pegawai yang memersepsikan iklim politik yang tinggi dalam organisasinya cenderung akan terlibat untuk mendapatkan promosi jabatan dan karier bagus dengan cara yang tidak berbasis kinerja seperti OCB,” pungkasnya.

Penulis: Nuri Hermawan

Editor: Khefti Al Mawalia

Referensi:

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm/article/view/18682

Faizal Susilo Hadi and Praptini Yulianti (2019). The Paradoxical Effect of Perceived Organizational Politics and Organizational Citizenship Behaviour. Jurnal Dinamika Manajemen, 10 (1) 2019, 68-80;

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).